Lihat ke Halaman Asli

Tiga Raja dari Timur, Atlantis yang Hilang dan Bintang Berekor

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh Chris Boro Tokan

Tiga Raja dari Timur, seperti yang tersabdakan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, adalah para musafir yang berkharisma, karena hanya melalui petunjuk Bintang Berekor, mereka mengetahui telah lahir seorang Raja yang menjadi Juru Selamat Dunia. Mereka meyakini pengetahuan mereka itu, dibuktikan dengan pengembaraan mencari Raja Penyelamat itu melalui petunjuk Bintang Berekor. Mereka menemukan di Kandang Domba, di Betlehem, sebagai tempat satu-satunya yang dapat menjadi penginapan Santa Maria dan Santu Joseph beserta Bayi Yesus waktu itu.

Kota Betlehem merupakan kota asal Santu Joseph, karena atas perintah kaisar Agustinus bagi semua orang Bethlehem harus mendaftar kembali status kependudukan (sensus penduduk). Maka Santu Joseph bersama  Bunda Maria yang sedang mengandung Bayi Yesus   meluncur dari Nasaret. Di Bethlehem,  Maria dan Joseph tidak mendapatkan tempat penginapan, diiringi bertepatan dengan waktu kelahiran kandungan Maria semakin dekat.  Tersimpan dalam memori  Santu Joseph sewaktu terdesak ketiadaan tempat tinggal, yakni Kandang Domba milik para gembala yang  terletak di pinggiran kota.   Di Kandang Domba itu, Bayi Yesus dilahirkan oleh Bunda Maria.

Waktu itu, hanya para Gembala yang mengetahui bahwa telah lahir Bayi Yesus, Sang Juru Selamat, berkat pemberitahuan dari Malaekat.  Diikuti Tiga Raja dari Timur, berkat petunjuk Bintang Berekor yang mensinyalkan khabar gembira itu. Bagaimana misteri Tiga Raja Budiman dari Timur yang mempersembahakan Emas, Mur, Kemenyan kepada Bayi Yesus,  dan simbol sinyal cahaya Bintang Berekor yang terperingati setiap tanggal 7 Januari, serta simbol Gembala dan Domba sewaktu malam natal setiap tanggal 25 Desember?

Atlantis yang Hilang, Domba dan Penggembala

Prof. Arysio Santos (Geolog dan Fisikawan Nuklir asal Brasil) melalui penelitian selama 30 tahun (sejak 1985 – 2005) membuktikan bahwa Atlantis yang Hilang itu, adalah Indonesia.Ditandaskan dalam bukunya: ATLANTIS The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato's Lost Civilization (2005), diIndonesiakan (2009) plus subjudul: INDONESIA TERNYATA TEMPAT LAHIR PERADABAN DUNIA.

Dite gaskan oleh Arysio Santos bahwadiawali dengan ledakan hebat gunung  Karakatau di zaman pleistosen (zaman es) tahun 11.600, mengakibatkan samudra yang terbebaskan dari belenggu es-nya menyerbu wilayah-wilayah dataran rendah, termasuk wilayah Dataran Agung Atlantis dan wilayah yang berbatasan dengan  Dataran Sunda. Peristiwa banjir terdasyat ini yang digambarkan filosof Plato dalam Critias, yang dapat dihubungkan dengan peristiwa geologis yang dikenal sebagai Meltwater Pulse 1B. Peristiwa Banjir ini senantiasa disebut-sebut dalam tradisi-tradisi universal yang menyebabkan exodus massal semua bangsa yang kemudian hari membangun peradaban besar di zaman purba.

Tergolong dalam exodus awal ini adalah bangsa Yahudi, Funisia, Arya, bahkan bangsa Indian Amerika, semuanya terusir dari tanah leluhur mereka di Indonesia dan Asia Tenggara. Awalnya berusaha menetap di India dan Asia Tenggara, namun kemudian terdesak dan pindah ke Cina dan Mongolia, serta tempat-tempat yang sekarang mereka diami, dengan mewariskan peradaban-peradaban besar dari zaman purba: seperti peradaban  bangsa Indian-Amerika, Mesir, Yunani, Minoan, Mesopotamia, Misenia, Lembah Sungai Indus, dsbnya (hal, 152 dan 153).

Exodus massal demikian, sama dengan  migrasi yang diberitakan di Injil (Kitab Keluaran) dan di Kitab-Kitab Suci serupa dari berbagai bangsa di dunia. Mereka adalah legenda yang berhubungan dengan pahlawan-pahlawan mistis, seperti Aeneas yang memimpin bangsa Romawi, Herkules yang memimpin sekawanan ”gembalaan” Yunani-nya, Inca yang memimpin orang-orangnya, dsnya. Berkenaan juga dengan kisah terusirnya Adam dari Surga, kedatangan  Quetzalcoatl di Meksiko, Viracocha dan kedatangan bangsa Inca ke Peru, bangsa Fomoria dan Tuatha De Danaan yang menyerbu Inggris, Nuh dengan  Bahtera penyelamatan, Musa yang memimpin bangsa Israel exodus dari Mesir, dsbnya. Legenda-legenda dimaksud tidak melupakan pahlawan-pahlawan Wanita atau Dewi-Dewi seperti: Venus, Demeter, Dana, Danu, Cybele, Vesta, Hathor, Isis, Ishtar, Shri, Astarte, Hecate,  Myriam, dsbnya (hal. 154).

Dengan demikian para Gembala yang menjadi orang pilihan memperoleh kabar gembira kelahiran Yesus, menjadi simbol para pahlawan (gembala) atlantis yang telah menyebarkan benih peradaban atlantis sehingga tumbuh menjadi peradaban besar di berbagai penjuru dunia di zaman purba, serta kekinian menjadi replika-replika peradaban Atlantis.

Sedangkan Domba, dapat tertelusuri lebih jauh tentang kebiasaan manusia-manusia Atlantis, yang selalu mengorbankan Banteng, sebagai ritual untuk menghormati Poseidon (Raja Laut). Poseidon ini berhubungan dengan Kekaiseran Atlantis yang berada di Lautan (Samudra Pasifik) sebagai satu-satunya lautan dunia (lautan utama) yang membagi ke Barat (lautan atlantik), ke Timur (lautan hindia).  Dalam momentum tertentu Kekaiseran Atalantis harus mengorbankan Banteng sebagai ritual persemabahan kepada Poseidon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline