Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi | Dalam Rapuh Doa Terengkuh

Diperbarui: 14 Januari 2019   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dari http://charterstowersplusmore.com.au

Setiap malam akan tiba dalam hitungan hari atau beberapa jam saja. Momentum itu akan berlangsung singkat, tanpa ragu dan kata tanya sesingkat manusia menutup pelupuk mata.

Lalu saat malam menghampiri, daun-daun pohon kehidupan berjatuhan, jatuh dan luruh ke atas permukaan, menjadi satu dengan ibu bumi. Jejak-jejaknya tinggal sejarah yang dibisikkan angin dan dituliskan di lembar-lembar kenangan.

Kita yang masih mengarungi samudera sesaat berhenti mengayuh, lalu melarungkan berguci-guci rasa hormat ke atas segara, membiarkan kenangan bebas menyentuh.

Dan kita kembali membuka kesadaran bahwa kita adalah entitas yang rapuh. Kita bagai mozaik yang tidak utuh lagi karena kehilangan beberapa keping setiap kali terjatuh. Tapi justru dalam rapuh kita menemukan makna yang menyeluruh, sehingga dalam rapuh doa-doa kita terengkuh.

--- 


kota daeng, 14 Januari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline