Lihat ke Halaman Asli

Pepih Nugraha

TERVERIFIKASI

Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Menulis Biografi Dasar, Bagaimana Memulainya?

Diperbarui: 14 Juli 2020   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustasi seorang sosok inspiratif. (sumber: KOMPAS)

Tanpa saya sadari, selama bekerja sebagai 26 jurnalis di Harian Kompas sebelum pensiun dini, saya banyak menulis biografi di Rubrik Sosok. Jumlahnya puluhan, tapi tidak sampai seratus.

Saat baru diterjunkan di lapangan dari pelatihan jurnalistik selama setahun, saya menulis sosok -sebutlah biografi singkat- tentang mantan petugas peniup peluit di Stasiun Sudimara saat terjadi kecelakaan maut tabrakan frontal antardua gerbong kereta api, yang menewaskan 150 orang di tahun 1987. Saya masih ingat judul sosok itu "Djamhari Kena Vonis Dua Kali".

Desk yang wajib ditempuh setiap jurnalis adalah "Desk Metro". Ini sesungguhnya desk yang paling menantang, karena basic cerita rakyat atau warga ada di sini. Pak Luwi, guru kami, menyebutnya "city story", apapun kisah kota dan manusia penghuninya. Semua kisah yang tersaji tidak terlalu penting, tapi menarik.

Oleh editor desk metro, saya diplonco setiap malam harus mengecek kamar mayat di RSCM, wajib melapor siapa dan berapa mayat yang baru masuk.

Sosok Djamhari saya ketahui berdasarkan info dari adiknya saat saya mewawancarainya. "Bagusnya Mas tulis itu nasib kakak saya, Djamhari, sudah ditahan karena dianggap salah, dipecat pula PJKA tanpa pesangon dan uang pensiun," katanya.

Singkat cerita, sosok Djamhari dimuat di Harian Kompas. Senengnya bukan main, sebab saya anggap itulah biografi pertama tulisan yang bisa dimuat. 

Saat pelatihan "in house" Kompas, saya menulis sosok gitaris Spanyol Andres Segovia, yang saat itu memasuki usianya yang ke-70. Karena masih latihan di ruang kelas, tentu saja tidak dimuat di Kompas.

- Kang, bagaimana kiat atau cara menuilis biografi itu? Bukankah ada banyak orang di dunia ini? Siapa yang layak saya tulis dan bagaimana memulainya?

+ Begini, Dek, sifat dasar manusia sebagai manusia (human being) adalah mengetahui dan mengenal sesamanya, bukan? Nah, itu dari sisi pembaca. Kepentinganmu menulis adalah bagaimana memuaskan pembacamu itu, bukan?

- Apa maksudnya, Kang?

+ Sebagai manusia, Adek ini ingin lebih mengenal manusia atau simpanse, sih?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline