Lihat ke Halaman Asli

Kita Juga Bisa Seperti Habibie!

Diperbarui: 1 Maret 2020   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: fajar.co.id

Prof.Dr.Ing.H.Bacharudin Jusuf Habibie,FREng adalah Presiden Republik Indonesia ketiga. Dan merupakan wakil Presiden Republik Indonesia ke 7. Beliau juga dikenal sebagai bapak teknologi Indonesia karena berhasil merancang pesawat terbang pertama di Indonesia yaitu pesawat N-250 Gatotkaca. B.J. Habibie lahir di Pare-Pare,Sulawesi Selatan,25 Juni 1936. 

Dan merupakan anak keempat dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A.Tuti Marini Puspowardojo.Habibie dikenal sebagai anak yang cerdas dan juga pandai sejak duduk di sekolah dasar. 

Habibie juga pernah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas Kristen Dago pada tahun 1954. Tetapi di usianya yang masih 14 tahun sang ayah meninggal dunia akibat serangan jantung,meninggalkannya bersama seorang ibu dan ke 8 saudaranya. Lalu Habibie melanjutkan pendidikannya ke ITB jurusan Teknik mesin. Tetapi, baru beberapa bulan beliau melanjutkan kuliahnya di ITB ,beliau mendapatkan beasiswa dari Mendikbud saat itu untuk melanjutkan pendidikannya ke Jerman.

Setelah mempertimbangkannya,akhirnya Habibie tetap melanjutkan pendidikannya ke Jerman di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule dengan jurusan teknik penerbangan tanpa mengambil beasiswa yang sebelumnya di tawarkan padanya. 

Sampai di Jerman, Habibie bertekad kuat untuk bisa sukses nantinya karena tak ingin mengecewakan sang Ibu yang telah membiayai pendidikannya. Karena itu,waktu liburannya ia pakai untuk belajar,ikut ujian dan mencari uang agar ia bisa membeli buku. Dan ketika waktu liburannya habis maka ia akan fokus belajar dan mengesampingkan seluruh kegiatannya yang ia lakukan saat waktu liburan.

Perjalanan yang dilewati oleh Habibie sarat akan inspirasi yang dapat kita ambil. Mulai dari kerja kerasnya dalam menuntut ilmu,kesabaran dalam mengahadapi ujian dan cobaan,dan keikhlasannya dalam merelakan orang yang dia kasihi. 

Semua itu berbuah manis dan membawanya menuju kesuksesan hingga hari ini. Semua kerja kerasnya juga berbau wangi hingga kita dapat menciumnya saat ini,yaitu merasakan dampak positif yang dia berikan atas usahanya selama ini. Bahkan namanya tetap terkenang di hati banyak orang walaupun beliau telah tiada saat ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline