Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Jabatan Ketua RT Hanya Cocok untuk Pensiunan

Diperbarui: 26 Oktober 2021   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar ; harianjogja.com

Sekejam-kejamnya penjajahan Jepang, mereka masih meninggalkan warisan berharga, yakni model jabatan ketua RT.

Banyak orang berambisi jadi pemimpin daerah seperti Gubernur, Bupati, Walikota, atau Kepala Desa. Segala cara dilakukan, baik etis dan tidak etis,  serta pengorbanan materil dan non-materil yang besar.

Ada fenomena menggelikan ketika banyak dari mereka menolak tawaran jabatan Ketua RT di lingkungan rumahnya. 

Mereka secara tersirat "tidak mau repot"; "sangat sibuk" ; dan "tidak punya waktu". Padahal jadi pemimpin daerah lebih repot dan kompleks. Mungkin karena jabatan Ketua RT dianggap bukan karir bergengsi yang bisa bikin kaya raya dibandingkan jabatan-jabatan pemimpin wilayah tersebut.

Walau kalah gengsi namun Ketua RT tidak kalah pamor karena lebih dikenal warganya, mulai dari anak-anak spoiler manga, remaja tiktok, mahmuda penuh pesona, emak-emak majelis gosip sejahtera, pacbapac penuh gelora, komunitas tetua perjuangan, dan lain-lain. Baru keluar pagar rumahnya langsung disapa ; "Eeh, Pak RT hari ini ganteng amat, mau kemane aje?". 

Contoh lainnya ; andai di suatu lingkungan RT terdapat rumah Gubernur atau Bupati, mereka harus minta surat keterangan Ketua RT kalau mau bikin hajatan atau urusan tertentu lainnya yang mengharuskan adanya lampiran Surat Keterangan RT.

Bandingkan Ketua RT dengan jabatan Bupati atau Gubernur, tak akan ada warga menyapa serupa dengan kalimat tersebut. Warga takut " diplototi Satpol PP, atau pengawal. Bisa panjang urusan hukumnya. Hahahahaha!

Tugas yang dipikul Ketua RT tidak kenal waktu. Saat sudah tertidur pulas tengah malam atau sedang nganu, mau tidak mau harus rela pintu rumahnya digedor warga yang membutuhkannya. 

Ketua RT merupakan pemimpin wilayah terkecil, namun peran dan tanggung jawabnya besar, yang langsung menyentuh kebutuhan "rakyat" nya. 

Bila melihat uraian diatas, muncul pertanyaan ; Mengapa judul artikel ini tidak ada hubungan dengan isinya?

Judul ditulis lebih awal, yakni sebelum membuat isi tulisan. Judul langsung ditulis "fix" karena gagasan awal penulisannya memang ingin mengupas fenomena Ketua RT yang dijabat para pensiunan. 

Namun dalam perkembangannya isi tulisan berbeda dari judul karena saat aktivitas menulis timbul dinamika gagasan unik ; logika yang melompat-tidak konsisten-mudah tergoda isu baru, dan faktor XXX yang sulit diuraikan. 

Secara filosofisiana dan geopolitisiana, hal itu lumrah terjadi.  Para pembaca tidak bisa protes dan menuntut keterhubungan.  Karena pada saat menulis, si Penulislah pemegang kendali gagasannya, beserta segala keukikan dan keliarannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline