Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Penetrasi Politik Moeldoko di Antara Malpraktik Demokrasi dan Makelar Politik

Diperbarui: 1 April 2021   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : kompas.com

 

"...KSP Moeldoko bohong lagi, jangan sampai karena merasa terpojok oleh perbuatannya sendiri, juga terperangkap oleh perbuatan awalnya bahwa dia tidak terlibat dalam gerakan pendongkelan kepemimpinan partai Demokrat yang sah, kemudian ke depan KSP Moeldoko dengan pengikut-pengikutnya memproduksi lagi kebohongan-kebohongan baru menjadi mesin yang memproduksi fitnah dan adu domba...di sisi lain bila ia menyangkal perbuatannya itu, maka ia telah tertipu oleh makelar politik..." (www.kompas.tv "Tiga Minggu Tak bersuara, Moeldoko Berbohong Lagi")

Moeldoko, mantan jenderal dan masih aktif menjabat Kepala Staf Presiden kini jadi bintang baru di pentas politik negeri ini setelah bersama kelompoknya "berhasil" mengklaim dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat lewat KLB di Deli Serdang.

Selama ini Deli Serdang--sebuah kabupaten di wilayah pantai Timur Provinsi Sumatera Utara--bukanlah daerah barometer politik nasional. Bukan pula destinasi panggung politik para politikus kawakan untuk mendapatkan legitimasi level nasional. Namun kini dicatat dalam sejarah sebagai tempat panggung dramatis kelahiran dan pentahbisan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.

Panggung itu merupakan locus paling tercela bagi  Partai Demokrat yang sah pimpinan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono). Kenapa? Karena jabatan ketua umum Moeldoko dianggap hasil "malpraktek demokrasi" oleh kelompok besar yang tidak sejalan kepemimpinan AHY dan para mantan anggota Partai Demokrat yang kecewa pada Partai Demokrat era sekarang. AHY menyebut kelompok ini makelar politik

Sosok personal Moeldoko jadi makin tercela karena serangkaian isu dan peristiwa politik di internal Demokrat sebelum KLB sudah menyertakan namanya sebagai biang kisruh. Moeldoko bersama para makelar politik tersebut jadi tertuduh rencana kudeta terhadap Partai Demokrat yang sah.

Waktu itu semua tuduhan ditepis Moeldoko dengan argumentasi yang rasional. Simpati publik pun mengalir pada Moeldoko, apalagi tuduhan itu membawa nama Presiden Jokowi. Namun dalam perkembangannya tuduhan itu benar! Moeldoko dianggap berbohong, sehingga makin tampak tercela di ruang publik, terlebih dia bukan kader Demokrat!

Moeldoko merupakan orang luar Partai Demokrat yang oleh para makelar politik dipaksakan lahir sebagai pemimpin partai Demokrat tanpa melalui "Masa Mengandung di dalam keluarga Partai Demokrat". Masa mengandung tersebut semestinya merupakan masa pemberian nutrisi ideologi partai, masa pembentukan organ tubuh kepemimpinan yang sehat dan kokoh, serta masa penciptaan ikatan batin sebagai roh/spirit kebersamaan dan perjuangan partai.

Kelahiran dan pentahbisan Ketua Umum Demokrat versi KLB Deli Serdang akhirnya seperti sebuah pelecehan yang vulgar terhadap kepemimpinan Partai Demokrat, komodifikasi yang tidak etis terhadap keagungan bentuk demokrasi, dan malprakterk demokrasi oleh para makelar politik--dengan Moeldoko sebagai bayi oportunistik-nya.

sumber gambar kompas.tv

Cacat Mentalitas dan Fisik Politik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline