Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com

Jokowi Merenggut TMII

Diperbarui: 7 April 2021   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cnnindonesia.com

Jokowi Berebut TMII

DaLam sehari, TMII menjadi pusat perhatian. Taman yang digagas dan didirikan  Ibu Negara Tin Soeharto, dalam hari-hari ini menjadi perbincangan. Pihak Kemensesneg menegaskan, negara mengambil alih pengelolaan TMII, usai hampir setengah abad dikelola oleh pihak pribadi.

Era Soeharto pengelolaan TMII diserahkan kepada Yayasan Harapan Kita, yang dikelola Tien Soeharto dan istri pejabat kala itu. Presiden Jokowi mengeluarkan Perpres untuk mengembalikan aset negara itu kembali pada "pemiliknya" yang semestinya.

Pada sisi lain, ada perusahaan Singapura yang menuntut bahwa TMII, tanah dan bangunannya harus disita dan diberikan kepada mereka. Mengulik berita hanya berisi siapa yang dituntut, yaitu yayasan dan anak-anak Soeharto, kantor pertanahan, sekretariat negara untuk membayar kepada perusahaan itu. Namun soal apa penyebabnya belum menemukan.

Lebih menarik adalah mengulik perihal  negara mengambil alih pengelolaan TMII dari yayasan yang selama ini dikenal "milik" Soeharto dan keluarga. Jika menilik gagasan Tien Seharto itu dipublikasikan dalam acara temu gubernur, bupati-walikota, ada presiden dan mendagri, cenderung ini adalah pembangunan negara.

Pengelolaan oleh Tien dan kawan-kawan dengan Kepper no. 51 tahun 1977, kini 44 tahun kemudian diambil alih dengan Peraturan Presiden. Hal yang sudah layak dan sepantasnya. Bagaimana negara membangun namun kemudian menjadi milik pribadi. Pantas saja elit makmur namun rakyat merana.

Bagaimana reputasi Jokowi memang layak diacungi jempol. Mau suka atau tidak, toh benar-benar terjadi. Free Port diambil alih, pengelolaan blok minyak yang biasa dijadikan bancaan elit dan piahk asing kini sudah kembali kepada negara sepenuhnya.

Wajar, ketika stabilitas politik pun keamanan menjadi riskan. Mengapa? Pihak-pihak yang biasa mendapatkan keuntungan kini bisa buntung. Nah mereka inilah yang mengail di air keruh. Harapannya Jokowi tidak lagi dipercaya rakyat  dan akhirnya tumbang.

Rakyat makin cerdas. Tahu mana yang sungguh-sungguh dan mana yang hanya mau mengeruk keuntungan untuk diri dan kelompoknya. Mereka-mereka inilah yang sekuat tenaga membela dan mendukung Jokowi dengan segala keputusannya.

Tumben belum hiruk pikuk menyalah-nyalahkan pemerintah. Biasanya pemerintah selalu saja salah. Mau benar dimaki, apalagi salah. Sasarannya pun ngeri Cendana. Siapa yang tidak tahu reputasi Cendana, bagi yang lahir 80-an ke atas tentu paham. Generasi 90-an hanya mendengar cerita. 2000-an sama sekali sudah tidak lagi tahu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline