Tata ruang trotoar atau jalur di kawasan Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung, Tasikmalaya menjadi primadona warga. Ratusan orang lewat setiap hari. Pengunjung datang dari berbagai daerah untuk menikmati suasana ruang publik di jantung kota Tasikmalaya. Malioboro Tasik, begitulah sebutan kawasan ini.
Sekilas penataannya memang mirip dengan kawasan Malioboro Yogyakarta. Jalur pejalan kaki lebar, lebih dari 3 meter. Tak hanya itu, kawasan Malioboro Tasik juga dilengkapi dengan lampion yang cukup artistik. Yang menjadi pembeda antara Malioboro Tasik dan Malioboro Yogya yakni terletak pada dekorasi yang menghiasi area tersebut. Dua dekorasi menarik perhatian Jalan HZ Mustofa di Tasikmalaya. Yang pertama adalah payung emas besar dan yang kedua adalah tempat duduk yang menyerupai kelom geulis.
Berbicara tentang payung emas besar, perancang atau desainer ornamen payung emas besar berbentuk kuncup Tasikmalaya Aditya Hiracahya menjelaskan filosofi utama dari karyanya itu adalah menampilkan produk unggulan Tasikmalaya yakni payung geulis.
Dekorasi kedua yaitu kelom geulis, siapa yang tidak tahu kelom geulis? Kelom Geulis merupakan salah satu hasil kerajinan khas Kota Tasikmalaya berupa alas kaki wanita yang terbuat dari bahan baku kayu. Yang membuatnya menarik, tempat duduk berbentuk kelom geulis itu dihiasi oleh lukisan-lukisan. Lukisan-lukisan cantik itu merupakan karya sejumlah seniman di Kota Tasikmalaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI