Lihat ke Halaman Asli

Ramawijaya: Ternyata Pemeran Utama Bisa Pengecut

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang Ksatria titisan Bathara Wisnu, menyelamatkan istri nya hanya untuk kedudukan sebagai raja, ego dan nama baiknya. Istri yang mengasihinya ia usir masuk hutan sendirian dalam keadaan mengandung anaknya.

Sudah beberapa kali saya mempunyai pengalaman melihat pertunjukan Ramayana, mulai dari cerita yang di perankan oleh mahasiswa, sampai sendra tari ballet kelas ekslusif yang membuat mata berbinar-binar. Ceritanya memang sama, siapapun yang memerankan. Tetapi semakin saya melihat, semakin saya melihat banyak cacat dari pemeran utama, kekaguman saya justru mengarah pada tokoh Rahwana yang di gambarkan sebagai musuh Ramawijaya yang menjadi peran utama Epos Ramayana. Sampai-sampai judulnya saja memakai nama ‘Rama’. Tetapi apapun itu saya sungguh mempunyai kekaguman tersendiri kepada Rahwana.
Kisah Ramayana adalah mitos dari India yang akhirnya diadopsi menjadi cerita pewayangan di Indonesia. Cerita berkisah tentang perjalanan Ramawijaya, semenjak ia lahir sampai menjalani hidup sebagai pertapa tua. Tetapi tidak perlu sebosan itu, cerita di panggungnya hanya berkisah tentang pengasingannya di Hutan Dandaka bersama adiknya yang setia, Lesmana dan istrinya yang begitu mencintainya, Shinta. Penculikan Shinta oleh Rahwana, dan penyerangan bala tentara monyet utusan Ramawijaya.

Semuanya begitu sempurna untuk Rama, ia di tampilkan sebagai ksatria yang sakti mandra guna titisan Bathara Wisnu. Putra raja dari kerajaan Ayodyha, pelindung para biksu suci dan pertapa di hutan yang trpencil dari riuhnya kota. Mempunyai busur dan anak panah yang diberikan langsung oleh sang bathara. Setiap busur yang ia lepaskan bisa membuat kering samudera, membuat bumi gonjang ganjing gunung bergemuruh, kilat menyambar-nyambar dan lain sebagainyalah. Tetapi sangat tidak di sangaka, kesatria yang di agungkan oleh segala penjuru mayapada justru berbuat hal-hal yang sangat manusiawi dan cenderung aniaya ataupun lemah.

Yang pertamakali membuat saya heran adalah Rama gagal menangap kijang kencana ,penjelmaan dari anak buah Rahwana. Sebenarnya tugas Rama selama menjalani pengasingan di hutan Dandaka adalah untuk melindungi hutan dan para pertapa dari klan raksasa yang selalu menjalankan mandatnya sebagai makhluk perusak ketrentraman. Dalam buku yang berjudul Enseklopedi wayang, Wiwien Widyawati R. 2009. disana di sebutkan bagaimana Rama dengan sombongnya meghabisi raksasa-raksasa dengan busurnya sekali tebas. Lha tetapi, saat berurusan dengan seekor kijang emas yg lucu, kok bisa takes a long time?? Sampai sepasang Rama dan Lesmana harus turun tangan. Ayolah, maksud ku, kenapa seorang ksatria penjaga ketentraman hutan yang begitu luas, tidak bisa menangkap seekor kijang yang berkeliaran di wilayah penjagannya?. Di sisi lain, apa sebegitu susahnya seorang Rama memenuhi keinginan sederhana Istrinya yg ia bilang sangat di cintainya?. Istri sekaligus putri prabu besar Janaka rela meninggalkan kehidupan keraton mengikuti suaminya walaupun ia harus ikut diasingkan di hutan. Yang ia mau hanyalah kijang, tetapi Rama yang di bantu Lesmana gagal menangkapnya. Oke, mari berfikir jikalau kijang kencana tersebut tertangkap, maka tidak akan ada cerita Ramayana. Next —>

Yang kedua adalah saat penculikan Shinta. Perlakuan Rahwana kepada Shinta justru sangat jauh jika di bandingkan dengab Rahwana, maklum sih raja. Sehingga akses terhadap komoditas ekonomi, Logistik dan kekuasaan sangat dekat. Shinta ditawan bukan berarti bernasib seperti TKW di Negara seberang,tetapi ia di tempatkan di taman yg indah, lengkap dengan fasilitas mewah kelas bintang 10 deh. Dirayu setiap hari, di kunjungi rahwana dengan kata-kata manis, dan di bawakan bunga. Dan yang paling penting adalah Rahwana tidak pernah memaksa Shinta untuk mau dengannya kecuali atas keinginan hati dari Shinta. Jikalau anda ingat pertunjukan kronoogis penculikan Shinta, yang di pegang Rahwana saat membawa lari Shinta adalah selendang Shinta, bukan tangan atau tubuhnya. Sopan kan Rahwana?. Selain Rahwana sendiri yang membujuk dan merayu Shinta, dayang-dayang istana istri Rahwana juga sangat baik memperlakukan Shinta. Rahwana yang di ceritakan begitu mengerikan, justru memiliki banyak Istri yang baik dan mau menjadi teman Shinta selama pengasingan. Dan mereka juga yang membujuk Shinta membantu Rahawana untuk mempromosikan keuntungan menjadi Istri Rahwana (hehehe,,,wanita). Walau pun memang Rahwana tidak akan bisa dan tidak akan di restu Dewata untuk menikah dengan Shinta, karena mereka berdua sebenarnya bapak dan anak. Rahwana jelas sadar, tetapi karena anaknya adalah titisan dari putri cantik yang dahulu pernah menjadi cinta pertamanya, rayuan maut, tetap berlanjut.

Selanjutnya adalah pembebasan Shinta oleh Rama. Untuk menyerbu kerajaan besar milik raja yang punya daerah kekuasaan sampai 3 klan yakni Klan Raksasa, Klan khayangan, dan Klan Manusia di bumi Mayapada. Rama tentu hanya akan menyetorkan nyawa jikalau memaksa berdua dengan Lesmana mengambil Shinta kembali. Tetapi untuk menjalankan rencananya, ia minta batuan bala tentara dari kerajaan Wanakrama Khiskenda yakni dari klan monyet, sedangkan ia sendiri adalah putra mahkota kerajaan. Bukan mempermasalahkan dari klan mana ia minta bantuan, tetapi cara Rama berdiplomasi dan mengambil hati raja monyet sungguh sangat pengecut. Rama datang disaat kerajaan monyet sedang dalam keadaan chaos, berantakan dan berseteru tegang antara adik kakak kembar Bali dan Sugriwa. Mereka tak henti-hentinya berebut kursi raja. Walaupun sudah jelas Subali lebih sakti mandraguna berpuluhkali lipat dalam hal kekuatan dan kesaktian (Subali adalah salah satu guru Rahwana sewaktu muda). Sugriwa tidak mau kalah dan terus mencoba mengalahkan Bali, meski selalu babak belur karena Bali. Saat itulah Sugriwa minta tolong Rama untuk membunuh saudara kembarnya yang dikatakan Sugriwa sebagai seorang pemimpin yang dictator, tamak, kejam dan tidak bijak (dimana-mana mengadu itu selalu mendiskreditkan lawan. Mengatakan kejelekan lawan). Rama menyanggupi kesepakatan tersebut, keingian Rama yang paling tulus sebagai ksatria adalah melaksanakan tugasnya sebagai ksatria dengan mebinasakan kejahatan (kejahatan yg telah di campuri pemaknaan dari versi Sugriwa..hehe). tetapi ujung-ujung nya juga Rama mendapatkan keuntungan dari tugas ksatriaannya itu. Setelah ia dengan sangat keji dan pengecut membunuh Subali dengan panahnya yang mematikan dari arah belakang. Ia diagung-agungkan oleh bangsa kera dan mengangkat sugriwa menjadi seorang raja kera. This is a conspiracy, udah macam dunia politik jaman sekarang aja.

Yang berikutnya adalah pertarungan Rama melawan kerajaan Rahwana, di dalam sendrateri ataupun cerita di panggung, peperangan tentu hanya berlangsung sebentar, tetapi jika membaca bukunya atau kisah tertulis, peperangan yang terjadi seperti seumur hidup. Sebelum Rama benar-benar berhadapan langsung dengan rahwana, ia harus berkali-kali tumbang oleh serangan Indrajit, anak angkat Rahwana yg sangat di cintai Rahwana. Peperangan tersebut juga tidak menelan korban sedikit. Sehingga menjadi sejarah salah satu peperangan yg besar dalam pewayangan. Tetapi, setelah melewati hari perang yang begitu panjang dan berhasil membebaskan kembali Shinta, Rama ternyata tidak benar-benar menginginkan Shinta kembali. Dari yang saya tangkap adalah, Rama hanya menginginkan harga dirinya kembali. Egonya tidak terima jika perempuan yg di kasihinya di rebut oleh bangsa raksasa yang selama ini menjadi Klan yg harus dia basmi. Itu menar-benar sangat mencoreng nama baikya sebagai ksatria yang di kagumi dan termasyur sampai Negri Dewata. Saya membayangkan begitu banyak cemoohan dari berbagai pihak karena seorang perempuan, istri raja, cantik jelita, kok lepas dari penjagaan ksatria besar sakti mandra guna, sangat luhur mulia, memayu hayu ning bawana . Setelah Rama , mendapatkan pengakuan tentang harga dirinya kembali, sosok Shinta menjadi tidak terlalu penting bagi Rama. Ia meragukan kesucian Shinta, sampai-sampai Shinta yang hanya manusia biasa itu rela menceburkan diri dalam kobaran api untuk membuktikan kesuciannya. Tetapi justru Rama memaknainya lain, Rama justru terus berfikir bahwa Shinta yang hanya manusia biasa itu bisa selamat dari kobaran api, pasti karena sudah mendapatkan ajian khusus dari Rahwana.  Setelah kembali ke kerajaan Ayodya dan menjadi raja, lamanya waktu yang dia habiskan bersama Shinta semakin membuat hati Rama tidak dipenuhi ketenangan, sepertinya ia masih di bayang-bayang cemburu dan gossip yang beredar dari rakyatnya membuat Rama semakin terbawa suasana. Sampai shinta mengandung seorang bayi dari Rama, Rama tidak bisa menahan lagi untuk tinggal bersama Shinta, dan ia mengusir Shinta ke hutan dalam keadan hamil. (Kenapa tidak diusir saja jauh-jauh hari sebelumnya jika memang tidak percaya?, kenapa Rama kemudian mau menjadi raja, tinggal dekat dengan rakyat yang sudah pasti akan selalu membicarakan Rajanya?, kenapa mereka tidak setia menetap di Hutan jauh dari desas- desus warga dan bisik-bisik tetangga?).

Yang terakhir adalah kecurigaan saya bahwa Rama dan Lesmana saling menyukai, Sebagai kekasih. Lesman begitu setia mengikuti Rama kemanapun, hallo Rama kan sudah ada istri, jarang sekali seorang adik mengikuti kemanapun kakaknya pergi sampai kakaknya sudah menikah dan rela mengikuti kakaknya yg diasingkan di hutan, padahal di rumahnya ia adalah seorang pangeran. Kemanapun, mereka selalu bersama, bahkan dalam cerita pewayangan, mereka begitu lembut berinteraksi satu sama lain. Dalam buku wiwid juga di ceritakan pda suatu hari, pernah mereka berdua masuk ke hutan bercengkrama bersama. Ditambah lagi perilaku Rama yang lemah lembut, kulit bersih, putih, tampan, imut. Bukankah dimana-mana satria itu kekar karena banyak latihan ya? Aduh, saya tidak bisa membayangkan semua ini. Maksud saya itu bukan sesuatu yang harus saya blamed tentang cinta kasih mereka berdua, tetapi kalau Rama memakai kedok memperistri Shinta, itu yang tidak bisa di terima. Masalahnya Shinta waktu itu sedang sendirian bertapa dalam hutan, mengandung pula.

Sebagai Sumber :
Widyawati R, Wiwien. 2009. Enseklopedi Wayang. Yogyakarta. Pura Pusaka
Purwadi. 2007. Mengenal Gambar Tokoh Wayang Purwa, dan Keterangannya. Sukoharjo: CV Cendrawasih
Wikipedia bebas. Ramayana. 09.56., 4 November 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Ramayana.
Wikipedia bebas. Rahwana. Terakhir diubah pada 05.08, 14 oktober 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Rahwana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline