Lihat ke Halaman Asli

Sungkowo

TERVERIFIKASI

guru

Kelulusan Tanpa Melewati Ujian, Bagaimana Kelak Murid?

Diperbarui: 21 Maret 2023   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi murid sedang memilah sampah untuk dimanfaatkan sesuai dengan jenisnya sembari menjaga alam lingkungan sekolah (Dokumentasi pribadi)

Bertahun-tahun kelulusan sekolah selalu melewati ujian. Ada ujian tingkat nasional, yang diikuti oleh semua murid di seluruh Indonesia. Ada ujian tingkat kabupaten. Ada juga ujian tingkat sekolah. Jenisnya, ada ujian tertulis. Ada ujian praktik.

Pada tahun ini, 2023, tidak ada ujian yang harus dilewati oleh murid kelas yang memasuki tahun kelulusan. Baik murid kelas akhir sekolah dasar (SD), SMP, maupun SMA/SMK dan yang sederajat.

Informasi tidak ada ujian bagi Kelas IX di sekolah tempat saya mengajar oleh kepala sekolah agak membuat kaget para guru. Kekagetan ini tentu saja wajar. Sebab, pada tahun-tahun sebelumnya ada ujian. Yang terakhir kemarin, ujian sekolah.

Sekalipun, sesungguhnya, trennya sudah bisa dibaca. Yaitu, dihapuskannya ujian nasional, tinggal ada ujian sekolah. Dulu pusat ikut menentukan kelulusan, akhir-akhir ini hanya sekolah yang menentukan kelulusan.

Tetapi, pemikiran bahwa ujian sekolah (akhirnya) juga dihapus alias ditiadakan, belum ada sama sekali dalam pikiran kami. Hingga menjelang masa kelulusan ini, kami membayangkan ujian sekolah masih ada.

Karenanya, selepas menerima informasi itu, beberapa di antara kami memikirkan bahwa murid tentu akan kehilangan semangat belajar. Selama ini saja semangat belajar mereka sudah  rendah.

Hal itu oleh kami tersimpulkan karena dampak pandemi Covid-19. Ini tidak dapat disangkal. Sebab, selama masa itu murid belajar secara daring. Dan, belajar secara daring ternyata merupakan salah satu penyebab murid kurang semangat belajar.

Sebetulnya untuk membuat mereka memiliki semangat belajar (lagi) sudah dimulai sejak belajar secara tatap muka. Tetapi, ternyata, upaya itu hingga kini belum sepenuhnya berhasil. Mereka masih belum move on.

Nah, kalau kemudian ada informasi kelulusan tidak mensyaratkan ada ujian, tentu kontra produktif. Di satu sisi, kami membangun semangat belajar mereka. Di lain sisi, ujian --yang oleh kami melihatnya sebagai motivasi belajar murid-- malah ditiadakan.

Ini, diakui atau tidak, dapat melemahkan lagi semangat belajar murid. Sebab, tidak ada lagi target yang harus digapai. Dalam konteks ini, yang dimaksud target adalah ujian (sekolah).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline