Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Mengajar Itu Berat, tapi Tidak untuk Memberatkan!

Diperbarui: 24 Juli 2020   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak kebanyakan tugas. Foto: Getty Images via metro.co.uk

Di tahun ajaran 2020/2021 ini, agaknya adaptasi mengajar guru di masing-masing satuan pendidikan mulai terasa. Tantangan dalam memberikan layanan pendidikan juga semakin nyata dan berat. Walau begitu, pengertian belajar-mengajar tetap tidak berubah.

Yang menjadikannya berbeda hanyalah media belajar. Ada media belajar daring, media belajar TVRI/RRI, dan ada pula yang hanya mampu belajar secara offline.

Kesan pertama, yang penting masih ada proses belajar-mengajar. Suasana boleh pandemi, tapi tetap saja layanan pendidikan harus berjalan sebagaimana mestinya.

Jangan cuma stabilitas ekonomi saja yang diutamakan, pendidikan juga harus diperhatikan. Karena pendidikan adalah hak tiap-tiap anak. 

Tuntunannya: tholabul ilmi minal mahdi ilal lahdi (tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat) dan long life education (pendidikan seumur hidup).

Guru yang paham dengan tuntunan ini pasti merasakan betul bagaimana beratnya mengajar di sekolah. Mengajar bukan cuma sekadar tugas utama guru, melainkan juga merupakan kewajiban untuk mengamalkan ilmu.

Secara, ilmu yang sudah didapat tidak boleh dipendam sendiri. Wajib untuk diajarkan, wajib untuk diamalkan agar nantinya tiap-tiap orang yang berilmu bisa memetik buah manis alias hasilnya.

Selain itu, mengajar dicap "berat" karena apa-apa yang disampaikan oleh seorang guru sejatinya harus terbebas dari kesalahan sebisa mungkin. Kalau mengajarnya banyak-banyak salah, berarti banyak juga dosanya. Takut, kan? Kalau saya sih, takut banget!

Maka dari itulah, guru-guru yang peka dengan pentingnya sebuah ilmu selalu berusaha untuk mengajar dengan sebaik mungkin. Barangkali mengajar itu berat, tapi di sisi lain, mengajar adalah tanggung jawab diri atas ilmu.

Hanya saja, nuansa belajar-mengajar di tahun ajaran baru kali ini cukup berbeda. Hadirnya pandemi seakan mengubah segalanya tentang sistem belajar. Akibatnya? Guru, siswa, dan orangtua serba kesulitan.

Guru sulit menentukan sistem mengajar karena harus menyesuaikan dengan teknologi, senjangnya fasilitas pendidikan, hingga biaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline