Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

PNS Sebaiknya Jangan Buru-buru Sekolahkan SK!

Diperbarui: 21 November 2019   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi uang receh dan uang koin rupiah (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

PNS itu yang enak apanya ya? 

Gaji pokoknya, tunjangannya, sertifikasinya, jaminan masa tuanya, atau nilai SK-nya? 

Banyak orang mendambakan profesi PNS karena gaji yang tetap dan tersedianya uang pensiun. Darinya, tergambarlah keyakinan bahwa seorang PNS mendapat gaji yang pasti dalam setiap bulannya.

Karena gaji sudah pasti inilah muncul bertubi-tubi keinginan yang tidak biasa seperti mau kaya mendadak, mau beli mobil, mau memegang uang banyak, serta mengubah diri dengan gaya hidup mewah.

Bagaimana agar cepat dapat uang? Berharap warisan tak mungkin, merampok bank tidak mungkin,  ngepet apa lagi! Solusi tercepat adalah mendaftarkan SK untuk masuk sekolah.

Tidak perlu punya rumah, tidak perlu punya tanah karena SK PNS sudah cukup untuk jaminan pinjaman. 50 juta jadi, 100 juta boleh, 250 juta sangat boleh. Angsuran silahkan pilih sendiri, mau 5 tahun, 10 tahun, bahkan 15 tahun tak masalah.

Yang bermasalah adalah jika masih berstatus PNS baru namun segera menyekolahkan SK. Rasanya baru menikmati gaji dengan masa kerja 1-2 tahun, sudah mau melepas kebahagiaan dengan gaji kecil lagi.

Anggap saja PNS golongan 3A dengan gaji penuh kurang lebih 3 juta. Demi membeli mobil seharga 200 juta, ia menyekolahkan SK selama 10 tahun. Bisa jadi gaji penuh yang akan diterima hanya 600 ribu -- 1 juta saja. Lalu bagaimana ia menjalani hidup?

Mungkin punya mobil, tapi BBM-nya bagaimana? Servisnya bagaimana? Terus, jika pecah ban bagaimana? Akhirnya, tak seimbang antara gaya hidup dan penghasilan. Hal ini perlahan akan berdampak buruk bagi kehidupan PNS. Mestinya jangan buru-buru!

Ilustrasi sekolahkan SK. (Sumber: beritagar.id)

Gaji Berkurang, Kinerja Bagaimana?
Beberapa kali saya temui, kebanyakan pekerja yang SK-nya sudah sekolah kurang semangat dalam bekerja. Biarpun mereka sudah sertifikasi dan mendapat tunjangan yang lebih besar, tetap saja pikiran untuk fokus dalam bekerja selalu terusik.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline