Menjelang awal bulan misalnya. Cerita-cerita mereka di ruang kerja hanya berkisar tentang keluh:
"Aihh, gak ada dapat apa-apa aku nih! Uang habis bayar cicilan, uang serti habis untuk sekolah anak, beli beras dan lain-lain. Sampai-sampai tak bisa lagi aku beli sepatu untuk dipakai saat kondangan!"
Agaknya, gaji PNS yang selama ini dinilai cukup besar berikut dengan tunjangan sertifikasinya malah selalu kurang, kurang dan kurang.
Berawal dari sinilah kemalasan itu datang. Terang saja, untuk apa berlelah-lelah kerja jika gaji yang diterima hanya "segitu". Bahkan lebih banyak potongan bank daripada gaji yang diterima.
Saat kerja, mulailah datang kesiangan. Mengajar pun mulai malas dan menimpakan kesalahan hanya kepada siswa "mengapa anak-anak ini susah sekali memahami pelajaran!". Bahkan saat ditanya, jawabannya "capek" atau malah sibuk cari sampingan.
Padahal masih muda, tapi kinerja lemah dan cenderung menurun. Bukannya berkembang malah menyusut. Jika sudah seperti ini, bisa-bisa karir akan terancam.
Hidup Diatur oleh Hutang: Tak Enak!
Misalnya kita diterima sebagai PNS pada umur 30 tahun dan dan menyekolahkan SK selama 15 tahun. Berarti, 15 tahun penuh hidup kita diatur oleh bank dan gaji kita bisa jadi tidak sampai 1 juta. Sungguh tidak enak. Kita hanya menang pakaian, merek dompet, dan merek mobil, tapi nyatanya selalu kekurangan.
Jujur saja, pasti ada suatu masa di mana kita sangat selera dengan makanan A, sangat selera membeli buku B, dan sangat ingin membeli baju C. Tapi baru mau bergerak mengambil dompet, kartu ATM sudah berteriak "jangan, jangan, ini untuk beli bensin, ini untuk beli beras!"
Rasanya kebahagiaan yang selama ini sudah bersusah payah diusahakan, malah tergadai dengan sekolahnya SK. Sayangnya, SK yang sudah bersekolah setelah tamat tidak akan jadi sarjana maupun magister. Haha
Sekolahkan SK? Nanti dulu lah!
Rasanya semua orang pasti ingin punya mobil, punya rumah mewah, dan punya uang banyak. Tapi, sebagian besar dari mereka tampaknya lebih ingin hidup sederhana, berkecukupan, serta tidak punya hutang.
Setelah menggapai profesi PNS, sebenarnya godaan untuk menyekolahkan SK itu begitu besar dan menggebu-gebu. Terlebih lagi jika di meja kerja sering terselip brosur pinjaman bank dengan nominal besar dan bunga yang relatif kecil, malah tambah besar godaannya.