Lihat ke Halaman Asli

Pecahnya Puisi Pagi

Diperbarui: 10 Februari 2019   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lalu embunpun bergulir, di bunga yang akarnya sekuat kenangan. Di antara cahaya mentari dan siuh angin pagi. 

Sepasang diam yang mengembara jauh. Terbang di batas cakrawala, membacakan sajak sajak kisah rindu di puncak menara. 

Kata kata menaiki langit, setengahnya menjadi hujan,  setengahnya lagi menempati bola api. 

Pecahnya puisi pagi, Tetap saja menjadi pelangi, yang sakral tumpah mewarnai batin yang kekal. 


Cimahi, 10 Februari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline