Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

Orasi dan Narasi Kegaduhan dari Capres/Cawapres

Diperbarui: 10 Januari 2019   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Dua Catatan [Tidak Termasuk Artikel]

Pertama: Politik, (Inggris, politic padanan politeia atau warga kota; Yunani, polis atau kota, negara, negara kota; dan Latin, civitas, artinya kota atau negara; Arab, siyasah) artinya seni atau ilmu mengendalikan manusia, perorangan dan kelompok.

Jadi, secara sederhana, politik berarti seni pemerintah memerintah; ilmu memerintah; cara pengusaha menguasai. Makna politik semakin dikembangkan sesuai perkembangan peradaban dan meluasnya wawasan berpikir.

Dalam pengembangan makna, politik bisa berarti kegiatan (rencana, tindakan, kata-kata, perilaku, strategi) yang dilakukan oleh politisi untuk mempengaruhi, memerintah, dan menguasai orang lain atau pun kelompok, sehingga pada diri mereka (yang dikuasai) muncul atau terjadi ikatan, ketaatan dan loyalitas (walaupun, yang sering terjadi adalah ikatan semu; ketaatan semu; dan loyalitas semu). Sumber, Klik

Kedua: Kampanye. Sederhananya, kampanye adalah memberitakan (menyampaikan sesuatu melalui tulisan, gambar, suara dengan berbagai media) daya tarik untuk mendapat perhatian, dukungan, dan pilihan. Isi pemberitaan itu, antara lain kapasitas, kualitas, bobot, prestasi, kelebihan (berdasar data, fakta, arsip, hasil yang telah ada/dicapai), dan keuntungan jika memilih sesuai yang dikampanyekan. Kampanye bisa dan biasa dilakukan oleh/pada berbagai kegiatan; dan utamanya pada proses pemilihan pimpinan (dan pengurus) di pada organisasi tertentu (ormas, keagamaan, kegiatan sekolah, kampus, dan partai politik), dan yang paling umum dilakukan adalah pada kegiatan politik.

Dengan itu, kampanye, bisa terjadi atau dilakukan pada semua bidang, utamanya kegiatan yang bersifat mempengaruhi orang lain untuk memilih seseorang, kelompok, atau hasil produksi tertentu. Demikian juga (yang terjadi) pada Pilpres RI tahun 2019, semua calon presiden dan wakil presiden (akan) melakukan kampanye tertutup (dalam/di ruangan) dan terbuka atau area terbuka yang tanpa batas.

Isi atau muatan dalam/di pada waktu kampanye pun, wajib berisi sejumlah visi, misi, program, janji politik, dan lain sebagainya yang bersifat (upaya) menarik perhatian, mempengaruhi, dan menjadikan orang lain tertarik (dan juga memilih) orang (dan visi, misi, program, dan janji) yang dikampanyekan atau ditawarkan. Itu yang seharusnya. Sumber, Klik

##

Dokumentasi KANAL IHI

Orang Indonesia atau orang-orang di Nusantara yang memiliki tanda kependudukan sebagai WNI, ada karena berbagai alasan, serta memiliki latar yang sangat beragam. Mereka, orang-orang Indonesia tersebut, disebut seperti itu biasanya ada dalam ikatan komunitas sub-suku, suku, etnis, dan menyatu dalam satu kesatuan yang besar yaitu Bangsa Indonesia dan NKRI. Juga, orang-orang di Indonesia sarat dengan kepelbagaian, perbedaan, warna-warni, serta aneka kekayaan unsur-unsur adat dan budaya.     

Orang-orang Indonesia yang penuh kepelbagaian itulah sementara ramai-ramai menuju dan menyambut Pilpres RI tahun 2019. Sehingga, bisa dikatakan, hampir 100 % rakyat RI, ada dalam kehangatan Kampanye Pilpres RI 2019. 

Namun, kampanye Pilpres yang seharusnya merupakan giat dan kegiatan yang menyenangkan, sukacita, menarik perhatian, penuh dengan hal-hal yang bersifat edukasi politik, serta membuat rakyat atau calon pemilih mendapat informasi yang membangun citra serta mengenal lebih jauh tentang Capres/Cawapres, ternyata nyaris tidak ada atau bahkan tak terlihat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline