Lihat ke Halaman Asli

Onessimus Febryan Ambun

Mahasiswa Program Studi Sarjana Filsafat IFTK Ledalero-Flores

Mengapa Kita Membutuhkan Filsafat?

Diperbarui: 26 November 2021   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejak manusia muncul dari dari bayang-bayang kegelapan asal-usulnya sebagai makhluk yang mencari makna -- lukisan-lukisan para homo sapiens puluhan ribu tahun yang lalu dalam gua-gua Hoggar atau di Prancis Selatan menjadi saksi pencarian itu -- ia berusaha untuk mengerti. Ia ingin mengetahui mengapa: Mengapa alam adalah sebagaimana yang ia alami, mengapa ia begitu memerlukan manusia lain, mengapa ia ada? Mitos yang sering dianggap lawan pandangan rasional adalah ekspresi pertama pencarian akan rasionalitas itu. Karena pengejaran rasionalitas mitos disingkirkan oleh agama, agama ditentang oleh pemikiran kritis dan ilmu pengetahuan, kekosongan yang ditinggalkannya diisi oleh ideologi-ideologi yang sebaliknya memanggil kritik ideologi yang membongkar sifat ideologisnya. Manusia semakin terperangkap dalam ketegangan antara nihilisme dan pencarian makna.

Dalam pergumulan pengejaran rasionalitas ini, filsafat menjadi pemain utama sejak 2500 tahun. Filsafat membongkar mitos, tetapi juga dapat menciptakan mitos baru, menggerogoti agama dan sekaligus memaksanya untuk menggali kembali rasionalitas yang sebenarnya; mengeritik ideologi-ideologi tetapi juga melahirkannya. Filsafat sejak 2500 tahun yang lalu merupakan medan utama manusia mendiskursuskan keyakinannya.

Sekarang ini, banyak orang berpikir bahwa filsafat adalah disiplin ilmu yang tidak berguna. Kontras dengan 25 abad sebelumnya, filsafat saat ini kehilangan pamor. Di zaman modern, ketika universitas menghadapi krisis anggaran dan mahasiswa menghadapi pasar kerja yang tidak pasti, ada godaan yang besar untuk memotong program ilmu filsafat. Namun, hal ini sangat keliru karena filsafat melakukan empat hal yang tidak dapat dilakukan oleh disiplin ilmu lain.

Etika

Tidak ada disiplin ilmu lain yang mempelajari apa yang benar dan salah. Sains atau bidang ilmu eksata dapat memberi tahu kita bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana menghitung sesuatu, tetapi bukan apa yang harus kita lakukan. Teologi dapat memberi tahu kita sesuatu yang menurut agama tertentu baik atau buruk, tetapi tidak sesuatu yang secara objektif dan universal baik atau buruk. Ekonomi dapat memberitahu kita bagaimana menciptakan kekayaan dan nilai ekonimis suatu benda atau suatu komoditas perdagangan, tetapi tidak mengajarkan jika hal itu adalah hal moral yang harus dilakukan atau jika ada hal-hal moral yang harus mengesampingkan pengejaran kekayaan. Setiap hari kita dihadapkan dengan keputusan etis yang tak terhitung jumlahnya yang mempengaruhi kehidupan nyata kita dan kita memiliki kebutuhan yang mendalam untuk mengetahui bagaimana menjalani kehidupan etis. Hanya filsafatlah mempelajari apa yang harus dan tidak boleh kita lakukan dan bagaimana menjalani kehidupan yang baik

Logika

Studi kedua yang unik untuk filsafat tetapi penting bagi kehidupan adalah logika filsafat. Studi tentang apa yang membuat suatu argumen valid atau keliru dan yang mengatur apa yang dapat dan tidak dapat disimpulkan dari metode ilmiah, bukti matematis, argumen politik dan dari studi statistik dibangun dari logika dan filsafat. Semuanya didasarkan dan berakar pada argumen filosofis. Tanpa logika, kita tidak dapat mengetahui apa yang telah terbukti atau apa yang kita terima secara irasional hanya karena kita menyukainya

Epistemologi

Filsafat mempelajari kebenaran. Filsafat adalah satu-satunya disiplin yang mempelajari kebenaran itu sendiri dan apa yang dapat kita ketahui. Sains mempelajari teori yang paling sesuai dengan bukti saintifik. Hukum mempelajari apa yang dapat dibuktikan di ruang sidang. Studi sejarah mempelajari penjelasan terbaik untuk bukti sejarah yang ditemukan. Hanya filsafat yang mempelajari apa yang betul-betul benar dan bagaimana kita dapat mengetahuinya. Epistemologi mendasari metodologi disiplin-disiplin ilmu lain  dan filosofinya yang menentukan sejauh mana kesimpulan dari disiplin-disiplin lain ini dapat berjalan berdasarkan bukti yang mereka miliki.

Diskursus

Pada akhirnya, filsafat adalah satu-satunya disiplin yang benar-benar dapat menempatkan disiplin lain dalam percakapan antara satu sama lain. Ini karena semua disiplin ilmu pernah menjadi bagian dari filsafat. Filsafat dikenal sebagai mater scientiarium atau induk segala ilmu -- filsafatlah yang melahirkan disiplin-disiplin ilmu lain. Sains dan agama sering berdebat satu sama lain tentang apa yang benar tetapi klaim mereka dapat dibandingkan pada pijakan yang sama menggunakan filsafat yang mempelajari kebenaran dan pembenaran itu sendiri. Ekonomi dan ilmu politik mungkin tidak setuju tentang cara pemerintah harus bertindak tetapi filsafat yang mempelajari apa yang benar dan adil dapat menjembatani kesenjangan itu. Filsafat adalah perekat yang menyatukan seluruh akademia. Filsafat dapat mengungkapkan dan menyelesaikan ketidaksepakatan yang disiplin ilmu lain tidak bisa lakukan, karena filsafat memiliki hal-hal yang diperdebatkan oleh disiplin lain, yaitu tentang gagasan kebenaran dan keadilan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline