Lihat ke Halaman Asli

om_nanks

TERVERIFIKASI

nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

Bangkitnya Warung Kelontong Rumahan

Diperbarui: 21 Mei 2023   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geliat perekonomian toko kelontong di kota Pekalongan. (Dok. Shutterstock/Maharani Afifah) 

Dalam siklus kehidupan manusia tak akan pernah lepas dari yang namanya kebutuhan pokok. Manusia selalu berjuang untuk mendapatkannya agar kehidupan terus berlangsung.

Kebutuhan pokok sehari-hari dari mulai bangun tidur hingga berangkat ke peraduan kembali. Dari kebutuhan isi perut, kebutuhan sarana pendidikan, kebutuhan akan kesehatan, kebutuhan akan hiburan, kebutuhan akan gaya hidup dan lain sebagainya.

Supermarket, minimart, warung kelontong atau warung sembako yang ada disekitar Anda akan selalu siap melayani dan menyediakan kebutuhan yang diperlukan.

Trend warung kelontong atau warung sembako kecil yang buka 24 jam guna melayani masyarakat yang membutuhkan tanpa pandang waktu dengan buka setiap saat, bisa jadi awal bangkitnya warung kelontong rumahan.

Mengenang Masa Lalu

Dulu sekali saat penulis masih sekolah, sekitar tahun 1980-an akhir hingga pertengahan 1990-an sebelum menjelang runtuhnya orde baru tahun 1998.

Teringat saat mbah putri yang tinggal di Semarang tepatnya di kawasan Jl Mugas Tlogobayem. Berada tidak terlalu jauh dari jantung kota Semarang yang terkenal dengan ikon Simpanglima.

Berdiri beberapa sekolah dan kampus kala itu, diantaranya SMA Negeri 1, STM Pembangunan, Kampus Undip Pleburan, Unika Soegiyopranoto, Akubank, BPLP Semarang dikenal sebagai sekolah pelayaran dan sekolah maupun kampus swasta lainnya.

granita elsara & toko kelontongnya (source: ugm.ac.id)

Mbah putri atau kami biasa menyebut beliau dengan panggilan mbahbuk memiliki satu warung kelontong atau warung sembako kecil dengan ukuran tak lebih dari 2x3 yang melayani para penghuni kost mahasiswa maupun pelajar yang sedang menempuh studi di beberapa sekolah dan kampus tersebut diatas dan warga sekitar tempat tinggal di jalan Mugas Semarang.

Manajemen keuangan yang dilakukan mbahbuk cukup unik karena dari penghasilan warung kelontong selama puluhan tahun mampu memberikan kehidupan dan kebutuhan sekolah hingga beberapa lulus menjadi sarjana, ada 11 orang paklik dan bulik putra putri mbahbuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline