Lihat ke Halaman Asli

ojik sudiarto

digital marketing

3 Alasan Kenapa Gunung Rinjani Gak Cocok Buat Pendaki Pemula

Diperbarui: 2 Juli 2025   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gunung rinjani

Oke, gue tahu banget gimana rasanya waktu awal-awal jatuh cinta sama dunia pendakian. Liat foto-foto di Instagram, ada yang lagi ngopi di tenda dengan latar Gunung Rinjani, ada yang berdiri gagah di puncak sambil kibarin bendera. Semua itu emang kelihatan keren banget. Tapi, buat lo yang baru pertama kali naik gunung, serius deh jangan mulai dari Rinjani. Bukan karena Rinjani jelek, justru karena dia terlalu cakep tapi juga terlalu ekstrem buat level pemula. Nah, ini pengalaman pribadi gue dan juga beberapa cerita temen-temen yang akhirnya 'tepar' gara-gara nekad ke Rinjani tanpa persiapan. Jadi, biar lo gak jadi salah satunya, simak dulu 3 alasan utama kenapa Rinjani itu bukan buat pendaki pemula.

1. Jalur Super Panjang dan Melelahkan

Lo pikir hiking ke Rinjani itu kayak jalan santai di taman? Hmm jauh banget!

Kalau lo lewat jalur Sembalun (yang katanya jalur paling 'ramah') lo tetap harus jalan kaki sejauh 8--10 jam cuma buat sampai ke Plawangan Sembalun. Itu belum termasuk summit attack ke puncaknya, yang biasanya mulai sekitar jam 2--3 dini hari dan penuh dengan tanjakan pasir yang licin banget. Dan bukan cuma panjang, tapi medan jalannya juga beragam: dari savana luas yang gersang dan panas, tanjakan-tanjakan curam yang bisa bikin dengkul nyanyi, sampai pasir tebal yang bikin langkah lo mundur satu setelah maju dua. Serius, kalau fisik lo belum terbiasa, ini bisa jadi neraka kecil di bumi. Banyak pendaki pemula yang akhirnya kehabisan tenaga, pingsan di tengah jalan, atau bahkan harus balik turun karena gak sanggup lanjutin. Jadi, jangan anggap remeh trek nya ya.

gunung rinjani

2. Cuaca Gak Bisa Diprediksi & Suhu Super Dingin

Satu hal yang harus lo tahu: cuaca di Rinjani bisa berubah dalam hitungan menit. Pagi bisa panas menyengat, sore tiba-tiba mendung, dan malam wah jangan ditanya dinginnya! Di atas ketinggian 2.600 meter ke atas, suhu bisa turun drastis sampai di bawah 10C, bahkan kadang mendekati nol derajat kalau musim kemarau. Buat pendaki pemula yang belum terbiasa dengan cuaca ekstrem, hal ini bisa bikin tubuh lo kaget. Lo bisa kena hypothermia kalau gak pakai perlengkapan yang memadai, kayak jaket tebal, sleeping bag khusus suhu dingin, dan tenda tahan angin. Pernah ada cerita temen gue yang baru pertama naik gunung, dan langsung nyoba ke Rinjani. Malamnya dia menggigil di dalam tenda, gak bisa tidur, dan akhirnya drop pas summit. Padahal dia bawa jaket juga, tapi gak cukup. Nah, dari sini gue belajar, pendaki pemula cenderung belum tahu jenis gear yang cocok buat medan berat kayak Rinjani.

gunung rinjani

3. Mental dan Manajemen Diri Diuji Habis-Habisan

Bukan cuma fisik dan gear, naik ke Rinjani juga butuh mental baja dan kemampuan manajemen diri yang matang. Lo harus bisa ngatur tenaga, minum cukup air, makan di waktu yang tepat, dan tetap waras walaupun capek, ngantuk, atau badan mulai protes. Bayangin lo udah jalan 10 jam, kaki keram, pundak sakit karena tas berat, trus lo sadar lo masih harus summit jam 2 pagi. Di titik ini, banyak orang mulai goyah mentalnya. Ada yang ngamuk-ngamuk ke temen, ada yang pengin pulang, ada yang nangis di tenda karena gak kuat. Serius! Rinjani itu bukan sekadar destinasi, tapi tantangan. Lo akan dihadapkan sama situasi ekstrem yang gak lo temuin di gunung-gunung pendek kayak Papandayan atau Andong. Dan kalau lo belum punya jam terbang yang cukup, kemungkinan besar lo bakal kaget dan overwhelmed.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline