Lihat ke Halaman Asli

nurulazizah

Undergraduate Sharia Economics IPB University

Sinergi Pembiayaan Syariah BRPS Membangun Ketahanan Pangan

Diperbarui: 11 Maret 2025   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Tak bisa dipungkiri, Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Hamparan sawah dan kebun seolah menjadi ciri khas alamnya. Tapi di balik itu, ada ironi yang menyakitkan: sekitar 23,4 juta penduduknya masih hidup dalam kondisi rawan pangan (BPS, 2023). Artinya, hampir sepersepuluh populasi negeri ini belum bisa memastikan apakah mereka akan makan besok atau tidak.

Sementara itu, petani justru terjebak dalam lingkaran setan. Banyak dari mereka terpaksa meminjam uang ke rentenir dengan bunga menggunung, bisa mencapai 40% per tahun! kemudian, alih-alih sejahtera, mereka malah tenggelam dalam utang, lahan yang seharusnya menjadi sumber kehidupan, justru berubah jadi beban.

Di tengah situasi pelik ini, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BRPS) hadir seperti angin segar. Bukan sekadar lembaga keuangan biasa, BRPS menawarkan solusi yang berbeda: pembiayaan tanpa bunga, transaksi jujur, dan pendampingan nyata. Prinsipnya sederhana, yaitu keuangan harus jadi alat untuk memberdayakan, bukan menjerat.

BPRS Tidak Sebatas Kasih Uang, Tapi Juga Bangun Ekosistem

BRPS tak hanya mengucurkan dana. Mereka membangun ekosistem pertanian dari hulu ke hilir. Misalnya, di Lombok Tengah, petani diajak menggunakan sistem irigasi tetes agar air tak terbuang percuma. Di Brebes, mereka mendanai pembangunan cold storage agar bawang tak busuk sebelum dijual. Bahkan, di pelosok Bogor, BRPS menggandeng pesantren untuk mengolah lahan wakaf jadi kebun organik.

Skema pembiayaannya pun ramah petani. Ada Mudharabah Tani (bagi hasil antara petani dan bank). Jika panen sukses, kedua belah pihak menang. Jika gagal, risiko ditanggung bersama. Tak ada ancaman bunga atau sita aset. Ada juga Qardhul Hasan, pinjaman tanpa bunga untuk petani yang terdampak musim kemarau atau banjir.

Menurut (OJK), hingga 2023, BRPS telah menyalurkan Rp 4,2 triliun untuk sektor pertanian, menjangkau 85.000 petani di seluruh Indonesia.

Tantangan Literasi dan Infrastruktur di Lapangan

Meski respon baik masyarakat mulai bermunculan, jalan BRPS tak selalu mulus. Masih banyak petani yang ragu: "Bagaimana cara bagi hasilnya?" atau "Apa jaminannya aman?". Di sinilah peran BRPS tak hanya sebagai bankir, tapi juga guru. Mereka turun ke sawah, mengadakan sekolah tani, bahkan menggunakan media sosial untuk edukasi keuangan syariah.

Masalah lain adalah infrastruktur. Di desa terpencil, jaringan internet kerap putus-putus. BRPS pun berkolaborasi dengan provider lokal untuk pasang WiFi di balai desa. "Kalau petani bisa akses info harga pasar lewat HP, mereka tak mudah ditipu tengkulak," ujar salah satu staf BRPS.

Mimpi Besar Dari Rawan Pangan ke Lumbung Pangan Dunia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline