Lihat ke Halaman Asli

Nursalam AR

TERVERIFIKASI

Konsultan Partikelir

Indonesia Resesi? Terima Kasih, Sri Mulyani!

Diperbarui: 7 April 2021   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati (ANTARA/tangkapan layar akun instagram @smindrawati/pri)

Ancaman resesi yang semula dibantah pemerintah Indonesia kini telah menjelma nyata.

Indonesia resmi mengalami resesi mulai akhir September 2020. Demikian yang diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers virtual bertajuk APBN Kita pada Selasa, 22 September 2020, yang diberitakan oleh Bisnis.com.

"Yang terbaru per September 2020 ini minus 2,9 persen hingga minus 1,0 persen. Negative territory pada kuartal III ini akan berlangsung di kuartal keempat...Perbaikan aktivitas ekonomi masih tertahan membuat investasi masih wait and see," ujar Menteri Keuangan Terbaik Asia pada 2006 tersebut.

Menurut SMI (inisial Sri Mulyani Indrawati yang kelahiran Bandar Lampung tersebut), resesi, atau yang diistilahkannya sebagai negative territory atau kondisi minus, dipicu oleh kinerja konsumsi rumah tangga, ekspor dan investasi yang tertekan.

Sementara itu konsumsi pemerintah di kuartal ketiga mengalami kondisi sangat positif hingga 17 persen karena akselerasi belanja yang luar biasa. Hal tersebut didorong oleh kebijakan belanja atau ekspansi pemerintah.

Selepas pengumuman pemerintah tersebut, para pengamat ekonomi gencar menganjurkan masyarakat agar mengelola keuangan dengan bijak, lebih banyak menabung, memangkas pengeluaran tak perlu, menyiapkan dana darurat, dan mencari sumber pemasukan alternatif guna tetap bertahan selama masa resesi.

Resesi memang tampak dan terdengar menyeramkan.  Namun, apa pun itu, kita patut berterima kasih kepada Bu Menteri Sri Mulyani Indrawati.

Mengapa?

Baca Juga: Pembelajaran Daring (Sudah) Memakan Korban, Mau Tunggu Apalagi? 

Dua alasan berterima kasih kepada Sri Mulyani Indrawati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline