Bandung bukan sekadar nama kota. Ia adalah kenangan yang melekat, aroma sejarah yang masih terasa, dan keindahan alam yang selalu menawan. Setiap langkah di kota ini seperti mengajak kita menyusuri cerita masa lalu yang bersanding harmonis dengan kehidupan modern.
Jalan Asia Afrika, Ikon yang Penuh Cerita
Siapa pun yang datang ke Bandung rasanya tak lengkap tanpa menapakkan kaki di Jalan Asia Afrika. Kawasan ini bukan hanya terkenal karena menjadi saksi perhelatan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 tetapi juga karena atmosfer klasiknya yang masih terjaga hingga kini.
Di sepanjang jalan ini pengunjung disuguhi deretan bangunan tua bergaya art deco, lampu-lampu jalan yang elegan, dan plakat-plakat negara peserta konferensi yang menambah nilai historis. Berfoto di depan Gedung Merdeka atau menyusuri trotoar dengan latar gedung-gedung peninggalan Belanda adalah pengalaman yang tak terlupakan.
Gedung-Gedung Peninggalan Belanda yang Masih Kokoh
Tak hanya di Jalan Asia Afrika, banyak sudut Kota Bandung yang menyimpan arsitektur kolonial yang memukau. Gedung Sate, Gedung De Majestic, dan bangunan-bangunan di kawasan Braga seakan membisikkan kisah zaman Hindia Belanda. Menariknya bangunan-bangunan ini tidak dibiarkan menjadi "fosil" sejarah. Banyak yang telah direstorasi dan digunakan kembali sebagai kantor pemerintahan, tempat pertunjukan, atau kafe bergaya vintage.
Melihat bagaimana Kota Bandung merawat sejarah dan menghidupkannya kembali memberi pelajaran bahwa masa lalu bisa menjadi bagian penting dari identitas kota.
Tangkuban Perahu, Keindahan Alam yang Menggetarkan
Berdiri di tepi kawah Tangkuban Perahu, aku merasa kecil di hadapan ciptaan Tuhan. (Sumber: Dok pribadi)
Setelah menikmati hiruk pikuk kota Bandung juga menawarkan pelarian yang menenangkan salah satunya di Gunung Tangkuban Perahu. Kawahnya yang eksotis, uap panas yang muncul dari perut bumi, serta pemandangan alam di sekelilingnya menghadirkan suasana magis.