Lihat ke Halaman Asli

Nuning Sapta Rahayu

TERVERIFIKASI

Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Anak Semakin Dilarang Semakin Menjadi? Ini Solusinya!

Diperbarui: 29 April 2025   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi melarang anak (Sumber: Freepik)

"Jangan lari-lari di rumah!"
"Sudah dibilang jangan teriak-teriak!"
"Berapa kali Mama harus bilang: jangan main HP terus?"

Tapi yang terjadi? Anak justru semakin aktif berlari, berteriak, bahkan sembunyi-sembunyi main HP. 

Fenomena ini sangat umum terjadi, terutama pada anak-anak usia dini hingga usia sekolah dasar. Sebagai orang tua, tentu muncul rasa lelah, bingung, bahkan frustrasi. Kok bisa ya, semakin dilarang malah semakin menjadi?

Tenang, ternyata ini ada penjelasan ilmiahnya, dan tentu ada solusinya juga.

Kenapa Anak Justru Melawan Saat Dilarang?

Menurut psikolog perkembangan anak, Dr. Laura Markham, pendiri Aha! Parenting, “Anak-anak bukan menantang Anda karena nakal. Mereka menantang karena ingin tahu, merasa penasaran, atau ingin menguji batas dengan cara mereka sendiri.”

Secara psikologis, anak-anak; terutama usia 2–8 tahun mengalami fase perkembangan yang disebut oposisi alami (natural opposition). 

Ini adalah fase di mana mereka ingin menegaskan kendali dan identitas diri. Ketika orang tua terlalu sering berkata “tidak” atau “jangan” tanpa penjelasan, anak merasa terintimidasi atau tidak dipercaya. Maka, reaksi nalurinya adalah: melawan.

Fakta Psikologis: Otak Anak Belum Tuntas Berkembang

Penelitian dari Harvard University’s Center on the Developing Child menyebutkan bahwa bagian otak yang mengatur kontrol diri, yakni prefrontal cortex, belum berkembang sempurna hingga usia pertengahan remaja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline