Ramadan dan Dosa Sampah yang Tak Disadari
Setiap tahun, Ramadan membawa keberkahan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, di balik nikmatnya hidangan sahur dan berbuka, ada satu kenyataan pahit yang sering terabaikan: peningkatan sampah rumah tangga, terutama sisa makanan.
Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa selama Ramadan, jumlah sampah makanan meningkat drastis.
Banyak keluarga menyiapkan makanan berlebih karena khawatir tidak cukup untuk berbuka atau sahur. Sayangnya, sebagian besar makanan itu berakhir di tempat sampah, bukan di perut.
Dalam Islam, mubazir atau pemborosan sangat dilarang. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya orang-orang yang mubazir adalah saudara setan." (QS. Al-Isra: 27)
Rasulullah SAW juga mengajarkan agar tidak menyia-nyiakan makanan. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:
"Makanan yang jatuh hendaklah diambil, dibersihkan, lalu dimakan, dan jangan dibiarkan untuk setan." (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa makanan adalah berkah yang tidak boleh disia-siakan.
Lalu, bagaimana cara kita menebus dosa sampah Ramadan ini? Salah satu jawabannya adalah dengan "istighfar sampah", yaitu mengolah sisa makanan menjadi kompos yang bermanfaat bagi bumi.
Ketika Sampah Ramadan 'Bertobat' Jadi Kompos