Lihat ke Halaman Asli

Meluruskan 7 Perspektif Peserta Program JKN-KIS BPJS Kesehatan

Diperbarui: 22 Desember 2018   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kartu Indonesia Sehat (dok.pribadi)

"Tidak ada yang lebih kaya dari orang-orang yang sehat dan terus berdaya."

Di tengah deraan isu dan berita miring terkait BPJS Kesehatan, saya termasuk dalam barisan orang-orang yang memiliki pengalaman manis dengan lembaga ini.

Pada awal tahun 2017, melalui program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, alhamdulillah, saya melahirkan anak pertama dengan tenang, tanpa perlu memikirkan biaya, alias gratis. Begitu pula ayah saya yang menjalani operasi sinus tanpa perlu mengeluarkan biaya di tahun 2016.

Bahkan, lebih dari sekadar persoalan materi, mekanisme JKN-KIS dari BPJS Kesehatan juga memberi saya tiga pelajaran berharga tentang pelayanan kesehatan.

Pertama, tidak harus mahal untuk mendapatkan manfaat yang optimal. 

Sebagai pasien, saya tercerahkan bahwa pelayanan di fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama telah mencakup hal-hal esensial. Bahkan, puskesmas atau faskes tingkat pertama, cenderung berupaya memudahkan masyarakat untuk mendapat obat yang lebih hemat, secara cermat.

Dulu, saya sangsi dengan suplemen zat besi isi 30 tablet seharga dua ribu rupiah, dan sempat ingin menambahnya dengan suplemen ibu hamil yang harganya mencapai 100 kali lipat. Namun, atas seizin Allah, rupanya suplemen Fe murah meriah tersebut mampu menopang nyawa saya ketika mengalami pendarahan hebat pasca melahirkan.

Sementara itu, kandungan dalam suplemen ibu hamil yang berharga mahal, pada prinsipnya dapat dipenuhi dengan makanan sehat yang mengandung asam folat tinggi dan segala nutrisi untuk calon bayi.

Jadi, tidak perlu memaksakan diri berobat ke rumah sakit hanya karena stereotip penanganan yang lebih lengkap dan berkualitas, jika faktanya Anda tidak benar-benar membutuhkannya.

Kedua, tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit maupun puskesmas, sama-sama memiliki dedikasi dan kepekaan tinggi dalam menjalankan tugas.

Mereka telah terdidik untuk menentukan prioritas dan tidak akan mengambil risiko yang membahayakan nyawa pasiennya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline