Lihat ke Halaman Asli

Carut Marut Impor Bawang Putih China

Diperbarui: 9 April 2019   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TRIBUNNEWS/HERUDIN

Bawang putih. Tanaman umbi yang satu ini kerap kali digunakan sebagai bumbu favorit masakan untuk memberi rasa gurih dan sedikit pedas pada masakan. Bawang putih juga berfungsi sebagai penambah aroma dalam masakan.

Tidak heran jika mayoritas masakan Indonesia menggunakan bawang putih sebagai bumbu utama mulai dari nasi goreng, ketoprak, gado-gado dan masakan nusantara lainnya. Belum lagi ditambah dengan segudang fungsi dan manfaat bawang putih lainnya, di bidang pengobatan, misalnya.

Tapi tahukah kita bahwa untuk menghasilkan jenis umbi-umbian yang satu ini di pasar agar mudah diakses masyarakat bukan perkara sederhana?

Lebih dari 90% konsumsi bawang putih di Indonesia, yakni sekitar 500 ribu ton per tahun, berasal dari luar negeri alias impor! Ya, impor! Itulah realita yang terjadi saat ini.

Impor bawang putih ini tengah menjadi masalah. Pasalnya, harga komoditas tersebut di pasaran tengah merangkak naik hingga mencapai titik Rp45 ribu-Rp53 ribu per kilogram (kg) di tingkat pedagang akhir di beberapa daerah.

Untuk menurunkan harga ke level normal Rp20 ribu-Rp25 ribu per kg, pemerintah, dalam hal ini Menko Perekonomian Darmin Nasution, telah menunjuk Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengimpor bawang putih asal China sebanyak 100.000 ton demi mengendalikan harga bawang putih di pasaran yang telah merangkak naik dalam dua hingga tiga pekan terakhir.

Liputan6.com/Yoppy Renato

Bulog sebagai pihak yang ditunjuk menyatakan menyanggupi penugasan impor bawang putih dengan menyiapkan anggaran sekitar Rp500 miliar. Pekan lalu, Darmin bilang posisi terakhir rencana impor tersebut masih menunggu izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Yang menarik, suara di dalam tubuh pemerintah sendiri terpecah. Berseberangan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta impor bawang putih tidak dilakukan demi melindungi kepentingan petani. Ia bilang, pihaknya tidak bisa membiarkan impor dilakukan dengan semena-mena.

Apalagi fakta menunjukkan porsi impor bawang putih berbanding produksi dalam negeri makin timpang. Pada tahun 1998 persentase impor bawang putih hanya 10%-20%, sementara pada 2014 melonjak menjadi 96%. Tidak ada jalan lain, petani harus harus didorong untuk beproduksi.

Kementan sendiri beberapa hari lalu telah menyelenggarakan operasi pasar untuk produk bawang putih dan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Pihaknya menyiapkan dua unit truk yang masing-masing membawa 7 ton bawang merah dan bawang putih, atau setara 350 karung yang tiap karungnya seberat 20 kg.

Harga bawang putih yang ditawarkan di pasar tersebut sebesar Rp18 ribu per kg, sedangkan bawang merah lebih tinggi sedikit, yakni Rp20 per kg.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline