Lihat ke Halaman Asli

Junus Barathan.

Profesional.

Meramal Nasib Buruk (Thiyarah)

Diperbarui: 8 Juni 2019   15:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pinterest.com

Dahulu, di antara tradisi orang Arab adalah jika salah seorang
mereka hendak melakukan suatu pekerjaan, bepergian maka
mereka meramal peruntungannya dengan seekor burung. Salah
seorang dari mereka memegang burung lalu melepasnya.

Jika burung itu terbang ke arah kanan maka ia optimistis sehingga
melangsungkan pekerjaannya. Jika burung itu terbang ke arah
kiri maka ia merasa bernasib sial dan mengurungkan pekerjaan
yang diinginkannya.

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam  bersabda :
"Thiyarah adalah syirik"

Termasuk dalam kepercayaan diharamkan, juga menghilangkan
kesempurnahan tauhid adalah merasa bernasib sial dengan bulan
tertentu. Seperti tidak mau melakukan pernikahan di bulan safar.
Juga kepercayaan bahwa hari rabu yang jatuh pada akhir setiap
bulan membawa kerugian terus menerus. Termasuk juga merasa
sial dengan angka 13, dan nama-nama tertentu atau orang cacat.

Misalnya, jika ia pergi membuka tokonya lalu di jalan melihat
orang buta sebelah matanya, serta merta ia merasa bernasib sial
sehingga mengurungkan niat membuka tokonya tersebut. Semua
hal di atas hukumnya haram dan termasuk syirik.

Merasa pesimis dan bernasib sial termasuk salah satu tabiat
jiwa manusia. Suatu saat, perasaan itu menekan begitu kuat
dan pada saat lain melemah. Penawarnya yang paling ampuh
adalah Tawakkal kepada Allah Azza Wajalla. 

*sumber : Dosa yang dianggap biasa, oleh : Muhammad Shalih.

Singosari, 8 Juni 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline