Lihat ke Halaman Asli

Ninoy N Karundeng

TERVERIFIKASI

Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Kisah Indah Wanita Jelita (7)

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ini dia...Sandra..," teriak Roy ketika Sandra, perempuan jelita masuk ke restoran itu.

"Hai Roy...," sahut perempuan yang dipanggil Sandra.

Oh apakah Sandra ini yang pernah diceritakan oleh Iin? Perempuan itu tinggi semampai. Rambutnya hitam panjang. Kulit tubuhnya bersih kecoklatan cenderung kuning langsat. Mukanya stereo tipe kecantikan perempuan Jawa. Mengenakan pakaian casual, atasan berbahan kaos berwarna putih, selaras dengan kulit tubuhnya. Lengannya tampak tirus sebagai pancaran latihan yang dia lakukan. Pakaian atasan itu semakin menampakkan lekukan tubuhnya yang aduhai.

Aku jadi teringat omongan sepupu tetangga suamiku, Iin, yang teman sekolah di sekolah menengah tentang Sandra. Sandra ini perempuan yang aktif dan tak mau tinggal di rumah sepanjang waktu. Sejak bersekolah di sebuah SMP di Kota Yogyakarta, Sandra telah pintar bergaul.

Di sekolah Sandra menjadi sedikit anak perempuan bongsor dan tinggi. Parasnya yang elok di atas rata-rata menjadikannya kemenarikan bagi lingkungannya. Sejak kelas tiga SMP Sandra telah mengenal laki-laki - berpacaran dengan anak sekolah yang lebih tua, SMA. Iin pun juga sudah mengenal berpacaran. Sandra dan Iin pun melanjutkan pendidikan SMA mereka ke seolah Negeri paing elit di Yogyakarta, Smansa, SMAN 1 Yogyakarta.

Aku yang tumbuh dan besar di Bandung membayangkan Kota Yogyakarta pada tahun 1990-an yang seperti yang diceritakan. Yogyakarta adalah kota pelajar tempat istilah kumpul kebo menggantikan kata samen leven mulai diperkenalkan. Ini berkaitan dengan maraknya kehidupan seks bebas pada tahun 1980-an yang melanda dunia. Gerakan dan gaya hidup bebas ala hippies dan rock n roll telah mengubah Kota Yogyakarta menjadi kota yang pertama memeluk kebebasan. Kota yang sangat pluralis itu memelopori kebebasan hidup di kalangan mahasiswa dan pelajar dalam hal kebebasan hidup, dan yang paling spektakuler selain pendidikan adalah kumpul kebo di kalangan mahasiswa.

Di tengah perubahan itu, Sandra hidup di dunia yang sangat bebas, meski Yogyakarta sebagian besarnya sangat dekat pada kultur yang lebih taat pada budaya dan agama. Kraton sebagai pusat budaya Jawa menjadikan diri mereka sebagai panutan. Namun karena kurangnya publikasi dan pelahiran selibritas Kraton, maka rakyat Yogyakarta tidak memiliki role model seperti halnya Kerajaan Inggris misalnya. Atau Kerajaan Yordania dengan Ratu Noor dan belakangan Ratu Rania. Baru sekitar tahun 1980-an akhir muncul GKR Hemas yang ketika itu belum bergelar bangsawan. GKR Hemas adalah mantan model di Jakarta yang menjadi istri Pangeran Mangkubumi.

Maka ketika itu gaya hidup hedonis mulai dikenal di Yogya. Istilah Om Senang. Om Om pun dikenal di kalangan terbatas mahasiswi dan pelajar putri SMA -bahkan mungkin SMP. Pernah suatu kali Iin bercerita tentang suatu kejadian ketika menjelang lulus SMA. Iin tengah berjalan menuju rumah mereka ketika bertemu Sandra. Kebetulan rumah mereka satu arah.

"In...bareng yuk. Aku mau pulang pula nih," teriak Sandra sepulang kerja.

"Aku mau jalan kaki aja..." sahut Iin.

Maka Iin dan Sandra berjalan menyelusuri trotoar menuju ke jalan dekat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta UMY. Mereka berjalan beriringan. Saat kami berjalan banyak mobil yang lewat membunyikan klakson. Bagi Iin, sudah hal biasa jika ada orang iseng. Namun dia tak pernah menanggapi. Namun lain lagi dengan Sandra. Memang pelajar SMA dan SMP zaman dahulu mengenakan pakaian yang sangat menarik. Rok sebatas lutut dikenakan oleh para pelajar putri. Keanggunan dan keindahan serta kepribadian mereka muncul. Kerapian dan sikap dalam bergaul akan tampak. Sandra adalah perempuan yang sangat menarik. Dia cantik jelita. Tinggi semampai memang. Kulit kuning langsat cenderrung kecoklatan. Dia mirip dengan penyanyi zaman dahulu Nike Ardila. Bedanya adalah Sandra berhidung lebih bangir, lebih panjang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline