Lihat ke Halaman Asli

Nicho Kosip

Nulis kalo mood-nya ngumpul :)

'Bu Tejo' dan 'Tilik (2018)' sebagai Representasi Fenomena di Masyarakat

Diperbarui: 23 September 2020   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: Screenshot YT Channel 'Ravacana Films'

Aneh rasanya jika kamu belum mengenal karakter tokoh satu ini. Yap.. betul, semua juga pasti sudah familier dengan 'Bu Tejo'. Sosok yang menjadi pemeran utama dalam film pendek 'Tilik' (2018) banyak mencuri perhatian publik akibat peran yang dimainkannya.

Image: Screenshot YT Channel 'Ravacana Films'

Film Pendek Tilik (2018)

Film pendek berjudul Tilik (2018) yang tayang perdana pada 17 Agustus 2020 lalu, sempat bertengger menjadi trending topik di twitter usai mengusung nama salah satu pemerannya. Ya, 'Bu Tejo' berhasil membuat publik akhirnya penasaran dan menyukai akting-nya dalam film 'Tilik' yang dipublikasikan melalui kanal youtube Ravacana Films.

Nama Bu Tejo ini berhasil menduduki puncak trending twitter selama beberapa hari usai penayangannya di youtube. Publik kemudian kemudian banyak yang penasaran akan film ini, terutama karakter 'Bu Tejo'. Sontak film ini kemudian dibanjiri berbagai komentar dari warganet dan membuat film ini cukup mengantongi banyak viewers. Hingga tulisan ini dibuat, film ini berhasil ditonton sebanyak 23 Juta kali.

Bedah Karakter 'Bu Tejo' dan Isi Film Pendek Tilik (2018)

Dengan nama 'Bu Tejo' yang berada di puncak trending, tentu bukanlah tanpa sebuah alasan yang kuat. Salah satu yang alasan yang digadang-gadang kebanyakan orang adalah cara dia berakting menyampaikan suatu informasi (gosip) yang dianggap unik. Namun, apabila kita menelaah lebih jauh, hal utama yang menjadikan nama Bu Tejo trending dikarenakan adegan yang ada dalam film menunjukkan fenomena atau dinamika yang terjadi di masyarakat. Secara gampangnya, Bu Tejo dianggap sebagai representasi tokoh (ibu-ibu) yang ada di masyarakat.

Banyak keserupaan atau fenomena yang terjadi di masyarakat dengan film ini. Salah satunya adalah yang berkenaan dengan Bu Tejo. Hal tersebut diantaranya adalah:

  1. Cara membicarakan orang (bergosip)

    Image: Screenshot YT Channel 'Ravacana Films'

    Berdasar pada pengalaman pribadi saya, di lingkungan tempat saya tinggal cukup sering menemukan orang sejenis bu Tejo yang berlalu-lalang di sekitaran rumah. Memang fenomena ini kemudian sangat sesuai dengan representasi bu Tejo yang ketika membicarakan orang (bergosip) selalu berkumpul dengan banyak orang lain dan kemudian mulai mencari topik pembicaraan. Gaya atau cara membicarakan orang juga sangat mirip yaitu dengan Bu Tejo yaitu dengan mimik atau ekspresi yang 'unik'.

  2. Isu yang dibicarakan

    Image: Screenshot YT Channel 'Ravacana Films'

    Dalam film ini, yang menjadi isu yang dibicarakan adalah Dian, gadis muda yang dianggap sebagai 'kembang desa'. Namun, disisi lain dilihat sebagai perempuan yang 'kurang baik'. Gosip yang dibicarakan ini bermula dari adanya bukti mengenai foto dan juga cerita-cerita yang beredar di kalangan ibu-ibu tersebut. Hal itu sangat mirip dengan kondisi masyarakat ketika di mana seseorang terlihat tidak 'wajar' atau tidak pada umumnya (misal dijadikan banyak rebutan pria, pakai susuk, kaya mendadak, dsb) kemudian akan menjadi bahan pembicaraan.

  3. Selalu ada pro kontra (Tokoh penengah)

    Image: Screenshot YT Channel 'Ravacana Films'

    Di dalam setiap perbincangan mengenai Gosip, tentu tidak hanya tokoh berjalan begitu saja. Kebanyakan dalam setiap perkumpulan atau kerumunan ibu-ibu yang bergosip selalu ada yang menjadi tokoh penengah dan terjadi adanya pro-kontra. Dalam film ini, 'Yu Ning' adalah tokoh yang selalu mendebat argumen yang dilontarkan oleh Bu Tejo. Beberapa tokoh lain seperti 'Yu Sam' juga kerap kali menanyakan soal kebenaran argumen tersebut.

  4. Kepercayaan orang dulu

    Image: Screenshot YT Channel 'Ravacana Films'

    Di dalam film Tilik ini, juga digambarkan bagaimana fakta (empiris) mengenai sebuah kepercayaan lampau yang masih dipercayai beberapa orang. Salah satunya adalah mengenai 'anyang-anyangan' atau ketika seseorang kebelet buang air kecil kemudian jempol kakinya diikat menggunakan karet. Di dalam masyarakat tentu juga terdapat hal semacam ini yang di setiap daerah berbeda-beda yang menjadi kepercayaannya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline