Lihat ke Halaman Asli

nia hanifah

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Jaga Jempolmu! saatnya Berbahasa Benar, Baik, dan Santun di Era Digital

Diperbarui: 21 September 2025   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bahasa adalah cermin kepribadian. Di era digital seperti sekarang, bahasa menjadi jembatan utama komunikasi, baik di media sosial, forum daring, maupun pesan pribadi. Satu ketikan saja bisa menyebar ke ratusan bahkan ribuan orang dalam hitungan detik. Sayangnya, perkembangan teknologi sering membuat kita abai terhadap cara berbahasa. Kata-kata singkat, penggunaan bahasa kasar, bahkan ujaran kebencian sering kita temui di jagat maya. Maka, sudah saatnya kita mengajak seluruh pengguna internet khususnya generasi muda untuk berbahasa dengan benar, baik, dan santun.

Mengapa Bahasa yang Baik Itu Penting?

Bahasa adalah cermin pikiran dan kepribadian kita. Cara kita menulis di media sosial menggambarkan cara kita berpikir. Jika kita terbiasa menggunakan bahasa yang asal-asalan, maka kualitas komunikasi pun ikut menurun. Tak jarang, kesalahpahaman terjadi hanya karena pilihan kata yang kurang tepat. Lebih jauh lagi, bahasa yang kasar dan menyerang dapat memicu perpecahan, konflik, bahkan kasus hukum. Inilah yang harus kita perbaiki bersama.

Siapa yang Harus Kita Ajak?

Ajakan ini terutama ditujukan kepada generasi muda pelajar, mahasiswa, dan pengguna aktif media sosial. Mereka adalah kelompok yang paling banyak berinteraksi di ruang digital dan memiliki pengaruh besar dalam membentuk budaya komunikasi. Namun, ajakan ini tentu berlaku untuk semua orang, karena siapa pun bisa menjadi panutan melalui bahasa yang digunakan.

Apa yang Harus Dilakukan?

Mari mulai dari hal sederhana: gunakan bahasa Indonesia yang benar sesuai kaidah. Manfaatkan ejaan yang disempurnakan agar pesan kita mudah dipahami. Hindari kata-kata kasar, sarkasme berlebihan, dan hinaan yang hanya menambah panas suasana. Jika kita ingin mengkritik, lakukan dengan santun dan berbasis data, bukan emosi semata.

Ajakan ini berlaku di semua ruang digital: media sosial, grup percakapan, forum daring, hingga kolom komentar berita. Tidak perlu menunggu momen tertentu kita bisa memulainya sekarang. Setiap kata yang kita ketik dapat menjadi contoh bagi orang lain.

Bagaimana Caranya?

Kuncinya adalah konsistensi. Mulailah dengan mengenali kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bacalah lebih banyak buku, artikel, atau berita yang menggunakan bahasa baku agar kita terbiasa melihat contoh yang tepat.

Terapkan prinsip 3S: Singkat, Sopan, Santun.

  • Singkat agar pesan mudah dipahami tanpa menimbulkan salah tafsir.
  • Sopan untuk menghormati siapa pun yang membaca, meskipun berbeda pendapat.
  • Santun agar suasana komunikasi tetap positif dan tidak memicu konflik.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline