Lihat ke Halaman Asli

Nayla al

Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab UIN Salatiga

Bahasa Figuratif dalam Sastra Arab dan Lirik Lagu Indie

Diperbarui: 26 Juni 2025   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh Gambar Sastra Arab (Sumber : https://id.images.search.yahoo.com/)

Bahasa figuratif merupakan gaya bahasa yang menyampaikan makna secara tidak langsung melalui kiasan, perbandingan, atau simbol, dengan tujuan untuk membuat tulisan atau ucapan menjadi lebih indah, mendalam, dan menyentuh emosi. Martaingrum dalam skripsinya yang berjudul Bahasa Figuratif dalam Lirik Lagu Album Camellia II Karya Ebiet G. Ade: Kajian Stilistika menjelaskan bahasa figuratif merupakan satuan kebahasaan yang mengandung makna tidak langsung, yakni tersembunyi di balik kata-kata yang tertulis secara eksplisit. Bahasa figuratif banyak digunakan dalam karya sastra dan musik, tidak terkecuali pada sastra Arab dan lirik lagu indie. Sastra Arab merupakan karya dalam bahasa Arab yang mencakup berbagai bentuk ekspresi baik lisan maupun tulisan seperti puisi, prosa, cerita rakyat, dan karya sastra modern. Dalam situs Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, disebutkan bahwa sastra adalah ungkapan manusia tentang pengalaman, ide, semangat, keyakinan dan semua hal yang dituangkan dengan bahasa yang indah dengan tujuan menciptakan pesona dari pembaca.

            Di sisi lain, lagu indie adalah karya musik yang diproduksi secara mandiri oleh musisi atau kelompok musik tanpa keterikatan dengan label besar. Istilah indie berasal dari kata independent, yang berarti berdiri sendiri. Muviala dkk, menyebut bahwa musik indie di Indonesia berkembang karena adanya kebebasan berekspresi tanpa tekanan industri. Di Indonesia, lagu indie cukup terkenal, terlebih pada kalangan anak muda di era sekarang. Seperti yang ditulis Utomo dalam artikelnya, lagu indie berfungsi sebagai pendamping emosional bagi generasi Z, membantu mereka memahami dan mengekspresikan perasaan mereka secara lebih mendalam. Kekuatan lirik yang puitis dan kaya makna menjadi daya tarik tersendiri yang dimiliki lagu indie, seperti lagu ‘Membasuh’ oleh Hindia.

Psikolog VS Hindia (Sumber: https://www.tiktok.com/)

Lagu ‘Membasuh’ karya Hindia yang dinyanyikan bersama dengan Rara Sekar menjadi representasi lirik indie yang populer di kalangan Generasi Z karena kekuatan ekspresi emosional melalui bahasa figuratif. Metafora dalam lagu ini yakni kata ‘membasuh’ dalam lirik ‘walau kering bisakah kita tetap membasuh’  yang tidak merujuk pada luka fisik, melainkan luka batin. Metafora serupa juga dapat ditemukan dalam syair-syair klasik berbahasa Arab, seperti ungkapan "وَيَجْبُرُ اللهُ قُلُوبًا كُسِرَتْ" (Allah akan menyembuhkan hati-hati yang telah hancur). Kedua ungkapan ini sama-sama menggunakan bahasa figuratif untuk menyampaikan harapan akan pemulihan emosional atau spiritual. Kedekatan ini menunjukkan bahwa bahasa figuratif dalam lagu indie dan karya sastra Arab memiliki persamaan dalam hal estetika dan kedalaman makna.

Selain itu, simbolisme juga menjadi elemen penting dalam menyampaikan rasa emosional, sebagaimana tampak dalam lagu ‘Untuk Perempuan yang Sedang di Pelukan’ oleh Payung Teduh yang menggambarkan perasaan cinta dan rindu mendalam melalui lirik ‘Di malam hari menuju pagi, sedikit cemas, banyak rindunya’. Kata ‘malam’ di sini tidak sekadar menunjukkan arti waktu, namun juga melambangkan kerinduan kepada kekasih. Dalam sastra Arab, simbol malam juga hadir dalam puisi Rabi‘ah al-‘Adawiyyah: إِنِّي جَعَلْتُك فِي الْفُؤَادِ مُحَدِّثِي، وَأَبْحَثُ عَنْكَ فِي اللَّيْلِ الطَّوِي (Aku tempatkan Engkau dalam hatiku sebagai teman bicara, dan kucari Engkau di malam-malam yang panjang). Keduanya menggunakan kata layl (malam) sebagai simbol rasa rindu yang tenang namun mendalam, baik kepada seseorang (lagu) maupun kepada Tuhan (puisi sufi).

Makna konotasi juga banyak digunakan dalam lirik lagu indie. Seperti lirik ‘menepilah membuka peta mencari makna rumahnya’ dalam lagu ‘Kursi Goyang’ milik Fourtwnty. Makna ‘rumah’ di sini bukan sekedar tempat pulang, namun sebuah tempat berkumpul bersama keluarga, dan beristirahat setelah lelah beraktivitas. Melansir dari Zar & Khumairoh, hal tersebut menunjukkan adanya makna konotatif yang bernilai positif dalam lirik lagu tersebut. Dalam syair Arab juga terdapat makna ‘rumah/dar’ yang bukan sekedar tempat fisik, namun juga simbol kenangan dan rasa aman. Syair karya Imru’ al-Qais: وَقَدْ أَبْكِي مِنَ الذِّكْرَى لِدارٍ عَفَاهَا الزَّمَانُ (Aku menangis karena kenangan pada rumah yang telah dilupakan oleh zaman). Ini menunjukkan bahwa rumah tidak hanya bermakna tempat tinggal, melainkan juga ruang emosional yang penuh makna, serupa dengan makna konotatif ‘rumah’ dalam lirik Kursi Goyang milik Fourtwnty.

 Dengan demikian, baik lirik indie Indonesia maupun sastra Arab klasik sama-sama mengedepankan keindahan bahasa, kedalaman makna dan rasa, serta bahasa figuratif untuk menghasilkan karya yang tidak hanya indah secara estetika, namun juga kaya akan makna dan emosi. Hal ini menunjukkan bahwa simbol dalam sastra Arab dan lirik lagu indie sama-sama berfungsi sebagai jembatan ekspresi emosi dan spiritualitas.

Referensi:

Martaingrum, Rahmita Windy. 2012. Bahasa Figuratif dalam Lirik Lagu Album Camellia II Karya Ebiet G. Ade: Kajian Stilistika. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Muhcor UMY. (2023, 17 Februari). Sejarah dan Perkembangan Sastra Arab. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. https://muhcor.umy.ac.id/sejarah-dan-perkembangan-sastra-arab/

 Muviala, S. P., Fitria, S., Agustin, T. S., & Perdana, Y. I. (2012). Musik Indie di Indonesia (Makalah, STISI Telkom). Bandung: STISI Telkom.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline