Lihat ke Halaman Asli

Naufal MiftahulIman

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Senyum di Antara Reruntuhan

Diperbarui: 12 Oktober 2025   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tengah batu yang retak dan langit yang lusuh,
aku temukan nayanika-mu  mata yang meneduhkan luka.
Kala dunia terbenam dalam timira,
kau masih menyalakan renjana di antara debu dan doa.

Angin pawana membawa kabar tentang runtuhnya hari,
namun genggamanmu tetap hangat,
seolah waktu berhenti di antara jemari kita.
Kau tersenyum  dan segalanya kembali bernapas.

Cinta, barangkali bukan tentang utuh,
melainkan tentang sisa yang tetap memilih ada.
Dan bila segalanya benar-benar binasa,
biarlah hanya senyummu yang tersisa
menjadi kidung terakhir bagi dunia yang nestapa.

Puisi "Senyum di Antara Reruntuhan" menggambarkan cinta dan kasih keluarga yang tetap bertahan di tengah kehancuran dan cobaan hidup. Reruntuhan menjadi simbol luka dan kehilangan, sementara senyum mewakili harapan serta ketulusan yang menenangkan. Lewat bahasa puitis, puisi ini menegaskan bahwa keluarga adalah tempat pulang yang tak pernah runtuh --- sumber kekuatan yang membuat seseorang tetap mampu bertahan dan memulai kembali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline