Lihat ke Halaman Asli

Bekal Menjadi Penulis Produktif

Diperbarui: 28 September 2018   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Berdasarkan pengalaman penulis, ada dua hal yang menjadi syarat utama bagi seorang yang ingin mendapat julukan penulis produktif. Pertama, talenta atau bakat. Penulis menyadari, bahwa diri penulis ini berbakat setelah merenungkan kejadian masa kecil. Sejak kelas IV Sekolah Dasar, setiap menonton wayang orang, maka penulis akan menggambar rangkaian cerita pada dinding rumah kayu, tiang rumah, dan meja kayu. 

Bahkan, ketika semua bagian rumah yang bisa digambari habis, pindah ke rumah samping tetangga, sehingga kena semprot alias dimarahi sama tetangga. Ketika melanjutkan sekolah ke SMP, dan membaca buku karya SH Mintardja, seperti Api di Bukit Menoreh, Bunga di Batu Karang, dan lain-lainnya, keinginan menulis menjadi semakin menggebu. 

Penulis mencoba menulis naskah buku cerita silat dengan judul Senja di Wukir Polaman. Di SMK, penulis kembali menulis novel yang diberi judul Persaingan Ronggeng, ditulis ulang dengan judul Tragedi di Malam Gebyur, menjadi juara I Sayembara Pusbuk tahun 2005.

Kedua, menguasai keterampilan menulis. Seorang yang berbakat menjadi menulis, tetapi tidak pernah belajar bahasa, khususnya menulis, tidak mungkin dia akan menjadi penulis, karena cerita yang dia buat dalam bentuk tulisan, atau menggunakan simbol-simbol bahasa tulis. Ada banyak aturan yang berkaitan dengan tulisan, seperti wacana, kalimat, kata, suku kata sampai huruf.

Jika seseorang sudah menguasao syarat utama ini, dia berbakat, dan memiliki keterampilan menulis, tetapi masih bermasalah ketika menulis, ada persyaratan lain, yang sering disebut sebagai persyaratan umum bagi seorang yang akan menulis. Persyaratan umum yang menjadi bekal bagi seorang yang akan menulis, dapat dijelaskan sebagai berikut.

* Membaca Sebagai Sarana Utama

Keempat keterampilan berbahasa saling terkait satu sama lain. Keterampilan berbicara berkaitan dengan mendengar. Orang yang tidak bisa mendengar atau tuli tidak bisa berbicara. Kaitan antara membaca dan menulis juga cukup erat. Para ahli mengatakan bahwa untuk dapat menulis kita harus banyak membaca. Membaca adalah sarana utama menuju keterampilan menulis.

* Latar Belakang Informasi

Jika Anda merasa kesulitan menuangkan ide, perlu diwaspadai barangkali latar belakang informasi yang akan ditulis kurang lengkap. Sama halnya ketika Anda ingin mencari alamat seseorang, sedangkan alamatnya kurang lengkap, maka Anda akan mengalami kesulitan. Pun demikian ketika seseorang menanyakan tentang cara membuat minyak klentik, padahal Anda belum mengetahuinya. 

Tentu Anda akan kesulitan untuk memberikan penjelasan. Jika Anda harus menulis sesuatu yang minim informasi, maka Anda akan berputar-putar di sekitar masalah itu ke situ, penuh dengan klise-klise usang, kering dan kerdil. Untuk menghindari hal itu, maka ketika hendak menulis tentang apa saja, kumpulkan informasi sebanyak mungkin. 

Seorang penulis dengan latar belakang yang luas membuat Anda mudah meramunya. Anda bisa menulis dengan irama air, mengalir tanpa henti atau seperti hembusan angin. Hasilnya pun bukan kata-kata klise, tetapi sebuah karya yang padat, memiliki referensi atau kerangka referensi yang luas.

  • Well-rounded Man
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline