Lihat ke Halaman Asli

Dongkrak Kehidupan dari Lunaknya Kayu Sengon

Diperbarui: 8 April 2021   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sengon merupakan salah satu  jenis tanaman kayu hutan rakyat yang mudah dan cepat tumbuh. Pemanfaatan tanaman sengon untuk pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Pesawaran dinilai memenuhi syarat kelayakan jika merujuk  pada Hasil Kegiatan Penelitian Enchancing Comunity Based Comercial Forestry ( CBCF) in Indonesia (2016-2021) sebagai bagian dari kerjasama antara Badan Litbang dan Inovasi, Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Australian Center For International Agricultural  Research yang menyimpulkan bahwa petani sangat tergantung dengan luasan lahan yang dimiliki karena sumber pendapatannya masih berbasis lahan. Artinya Petani masih belum mampu mengoptimalkan diversifikasi budidaya sehingga cenderung lebih menyukai komoditi yang cepat di panen (cepat menghasilkan) untuk dibudidaya.

Keberadaan tanaman sengon di beberepa wilayah sangat mempengaruhi pola pergerakan sosial ekonomi masyarakatnya. Perubahan dinamika sosial ekonomi tersebut terlihat nyata  pada  desa-desa di Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran, salah satunya adalah  Desa Guyuban  berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu. Rata-Rata secara sosial ekonomi masyarakat desa tersebut mengalami peningkatan dengan adanya tanaman sengon.

Keberadaan tanaman sengon  semakin meningkatkan geliat usaha pengolahan batu bata dan genteng di Desa Guyuban dan sekitarmya. Pada Akhirnya tanaman sengon pun menjadi primadona bagi petani karena selain kayunya dapat cepat dipanen dan mudah dijual, rencek atau ranting kayu serta batang -batang kecil hasil penjarangan tanaman sengon sangat laku untuk bahan bakar pembuatan batu bata dan genteng.

Hal lain yang perlu diketahui dari produksi kayu Sengon adalah  selain dipengaruhi oleh teknologi pembudidayaannya juga dipengaruhi oleh umur tanaman itu sendiri. Semakin tua Sengon semakin besar diameter kayunya.

Tujuan pengembangan budidaya sengon adalah :

  • Meningkatkan kesejahteraan petani
  • mampu meningkatkan bahan baku kayu untuk industri serta rumah tangga

Perhitungan kasar pada kegiatan  penanaman     bibit  sengon sebanyak 2500 batang denga jarak tanam 4 m x 1 m dan intensitas penjarangan  penjarangan        : 50 % maka  akan tersisa 1.250    pohon. Jika diasumsikan tingkat kematian tanaman adalah 10 % maka tersisa sebanyak 1.125 batang sengon dewasa yang dipanen pada ukuran diameter rata-rata 30 cm, maka dapat diperkiranan  setiap 5 batang pohon sengong dapat menghasilkan kayu sebanyak 1 (satu) m3. Oleh karena itu dari lahan seluas 1 (satu) Ha dapat diperoleh panen kayu sengon sekitar 225 (Dua ratus dua puluh lima) m3.

Harga pasaran kayu sengon saat ini adalah Rp.750.000,- per 1 m3, Maka nilai panen kayu sengon dari luasan lahan 1 Ha tersebut adalah Rp. 168.750.000,-

dipanen pada ukuran diameter batang rata-rata 30 cm.

 Perhitungan biaya budidaya sengon adalah :

Biaya  sewa lahan (jika sewa) + Pengolahan lahan + Pembelian bibit+ Pemupukan + Perawatan  adalah sebesar Rp. 50.000.000,-,  maka diperoleh keuntungan = 118.750.000,-per 6 tahun atau per daur panen.

Nilai keuntungan tersebut di atas belum ditambah hasil dari tebang penjarangan dan hasil panen tanaman pertanian sebagai tanaman sela.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline