Lihat ke Halaman Asli

Nana Marcecilia

TERVERIFIKASI

Menikmati berjalannya waktu

Menonton Thanos, Teringat Prabowo

Diperbarui: 16 Mei 2019   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam film Avenger, Infinity Wars, Thanos adalah sosok yang kejam, membantai penduduk dan sangat ambisius. Tapi disamping itu, ia merasa hal yang menjadi keputusannya, walaupun ditentang banyak orang, Thanos beranggapan bahwa ia melakukan semua ini demi menyelamatkan penduduk di bumi. 

Saya menilai Thanos itu sebenarnya baik, tapi cara pandangnya saja yang berbeda dari yang lain. Saya bisa menilai seperti itu ketika ia ternyata memiliki rasa sayang terhadap Gamora, anak adopsinya. Namun, demi idealismenya, ia harus mengorbankan Gamora. Dan Thanos merasa sangatlah berduka ketika kehilangan Gamora.

Sampai pada film Avenger yang terbaru, Endgame, pada awal scene-nya, Thanos diserbu oleh Avenger, dan ternyata batu-batu yang ada di tangannya dimusnahkan. Ia bertani dan mengucilkan diri, karena dia merasa misi menyelamatkan dunianya sudah selesai. 

Prabowo, awalnya saya merasa beliau sangat ambisius karena berkali-kali selalu mencalonkan diri sebagai presiden. Tahun 2014 lalu, sempat mengklaim kemenangan, dan ternyata kalah. Beliau sempat marah besar, saat saya lihat liputannya di berita salah satu stasiun TV, namun pada masa pelantikan Presiden Jokowi, beliau datang, mengucapkan selamat. 

Beberapa saat lalu, bahkan hari ini Pak Prabowo kembali mengklaim kemenangan, dan merasa sudah dicurangi oleh lembaga KPU, karena hasil survey KPU dan quickcount menyatakan beliau kalah unggul dengan paslon sebelah. Sedangkan, Pileg yang menang, kubunya tidak merasa ada kecurangan, jadi bisa dilanjutkan. Agak mengherankan sih bagi saya, namun saya tidak akan membahas hal tersebut, karena diluar dari kemampuan saya menganalisa politik.

Yang akan saya bahas adalah kemungkinan cara pandangnya Pak Prabowo.

Saya mulai menganggap beliau baik, ketika saya semakin mencari tahu tentang beliau, dilihat dari gerak geriknya, saya menonton cara beliau diwawancarai dan menanggapi pertanyaan. Agak berbeda dari politikus kebanyakan. Orangnya tegas, berbicara apa adanya, dan  kelihatannya memiliki kepribadian yang cukup penyayang, karena beliau cepat kasihan terhadap orang-orang yang datang kepadanya dan merasa terzalimi, seperti Ibu Ratna Surampaet dan Ibu Hj. Neno Warisman, misalnya.

Dan saya juga merasa Pak Prabowo orangnya mau mengikuti arus zaman, karena beliau berusaha menjawab tentang Unicorn yang ditanyakan saat debat, dan jawabannya pun lumayan nyambung.  Beliau umurnya sudah bisa dibilang tidak muda lagi, orang-orang yang saya temui yang memiliki usia seperti beliau, sudah sangat tidak bersemangat lagi untuk mengetahui istilah-istilah anak-anak sekarang. Dan kita pun, generasi milenial, belum tentu tahu arti Unicorn itu sendiri apa. Kita kemungkinan tahu karena begitu setelah debat itu berlangsung, baru kemudian dibahaslah itu Unicorn apa. 

Kemudian ketika ada wartawan yang memberikan pertanyaan menjebak mengenai hubungan Pak Prabowo dengan Presiden Jokowi, beliau menjawab, "Jangan dibuat pertanyaan seperti itu, nanti beritanya jadi ngawur, saya dan Pak Jokowi berteman baik kok, dibelakang panggung.", kemudian ditanyakan lebih lanjut, beliau tidak ragu-ragu menegur wartawan tersebut. 

Entah mengapa, dari rentetan yang saya lihat, saya merasa Pak Prabowo sebenarnya adalah orang baik. Hanya saja, cara pandangnya dan cara bersikapnya cukup berbeda dari nalar pendukung paslon nomor 1, seperti saya, karena mungkin beliau merasa yang telah dilakukannya itu benar-benar demi bangsa dan menyelamatkan bangsa kita, dengan adanya keberadaan beliau. Karena terlihat beliau berkali-kali mencoba mencalonkan diri, dan ketika mengetahui dirinya menang, beliau tidak pernah menunggu lagi keputusan dari KPU, langsung klaim bahwa dirinya telah menang. 

Saya masih heran sih sampai sekarang. Karena itu kan artinya, Pak Prabowo mengajak pendukung yang beliau sebut sebagai masyarakat, untuk tidak mematuhi institusi resmi pemerintahan, apalagi sekarang ini KPU dituduh telah melakukan kecurangan tanpa memberikan data valid dari pihak BPN sendiri. Dan seandainya beliau yang menjadi Presiden, kemudian lawan politiknya melakukan hal yang sama, dan merasa tidak perlu menghormati institusi negara, bagaimana perasaan Beliau??? Dan bagaimana muka negara kita, Indonesia, dimata dunia? Apalagi sampai ada konfrensi pers didepan media asing. Negara di dunia, bisa jadi mendukung dan membantu, atau bisa jadi dibelakang tertawa, karena ada orang Indonesia, tidak menghormati apa yang menjadi simbol negara sebenarnya. Hal seperti ini, yang membuat kita mudah untuk dipengaruhi bangsa asing, kan?  Ingatkah pada kasus Devide et Impera yang kita pelajari dalam pelajaran Sejarah Indonesia?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline