Lihat ke Halaman Asli

Namira Mayrizka Jasmine

Universitas Airlangga

Strawberry Generation: Tampak Manis Namun Mudah Terkikis

Diperbarui: 16 Juni 2022   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi: unsplash.com

Dewasa ini, sosial media kerap diwarnai cuitan-cuitan netizen berisi keluhan, entah itu perihal pekerjaan yang tak kunjung usai, lingkungan sekolah yang terlalu membebani pikiran, bahkan hal-hal remeh yang seharusnya tidak dipermasalahkan. Kini, cuitan-cuitan tersebut dinilai lumrah, terutama bagi generasi muda yang notabene merupakan mayoritas pengguna media sosial. Munculnya fenomena ini tak terlepas dari peran Strawberry Generation. Lantas, apa itu Strawberry Generation?

Strawberry Generation atau Generasi Stroberi adalah sebuah julukan yang ditujukan kepada sekelompok orang yang dianggap 'lunak' seperti buah stroberi. Karakter utama generasi ini lemah dan mudah terluka ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan atau situasi yang tidak mengenakkan. 

Istilah Strawberry Generation muncul pertama kali di Taiwan dimana generasi muda disana dinilai sangat mudah tertekan dan tidak mau bekerja keras dibandingkan dengan pendahulunya.

Hal ini terjadi karena generasi muda Taiwan mendapatkan kemudahan untuk hidup dengan nyaman akibat adanya kemajuan ekonomi yang pesat pada saat itu. Istilah Strawberry Generation semakin banyak digunakan seiring waktu dan menjadi stereotip yang melekat di kalangan muda pada masa kini. 

Bak buah stroberi, Strawberry Generation memang tampak elok jika dipandang sekilas. Kreatif, lantang dalam menyuarakan pendapat, dan up-to-date merupakan deskripsi yang pas dalam menggambarkan generasi ini dari luar. Namun, di sisi lain, Strawberry Generation suka mengeluh terhadap apa yang dihadapinya, mudah menyerah, enggan untuk mengemban tanggung jawab besar, tidak mau bekerja keras, dan lain-lain. 

Hal ini sangat bertolak belakang dengan citra eksternal Strawberry Generation yang terlihat positif. Jika ditelusuri lebih dalam, ada beberapa pemicu yang menyebabkan Strawberry Generation ini bermunculan.

Strawberry Generation lahir tak lepas dari segala privilege yang mereka miliki. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang menghadapi banyak tantangan, Strawberry Generation mendapat hak istimewa yang tak terhitung sehingga tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan nyaman. 

Pada satu sisi, kemajuan yang menyebabkan terpenuhinya kebutuhan manusia dengan mudah tidak bisa kita hindari dan salahkan. Namun, pola asuh orang tua lah yang justru membuat mereka tergolong ke dalam generasi yang tak tahan banting ini. 

Orang tua kerap kali bersikap overprotektif agar anaknya tidak terluka atau mengalami kesulitan seperti yang dialaminya. Orang tua juga tak jarang membantu, bahkan ikut campur dalam masalah anak. 

Hal ini justru melemahkan ketangguhan yang dimiliki si anak tersebut. Jika hal ini terus terjadi, anak akan terbiasa dengan berbagai kemudahan yang dimilikinya dan tumbuh menjadi pribadi yang digambarkan seperti buah stroberi -- lunak dan mudah hancur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline