Lihat ke Halaman Asli

The Reason is You

Diperbarui: 4 Januari 2017   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kala sepi menghampiri kekosongan hati ditemani angin malam yang berhembus seakan menusuk tulang rusuk ini. Ku mainkan gitar  dan mengambil nada-nada sesuka hati, sambil bersandar di balkon jendela kamarku. Pikiranku menerawang saat pertama kali aku kenal dia mulai dari kelas X SMA waktu itu aku dan dia di tunjuk untuk mewakili sekolah kita lomba olimpiade biologi tingkat nasional, dari situlah aku mulai dekat dengan gadis yang berparas manis. Shania Junianatha namanya, gadis itu yang mampu menghipnotis hatiku hingga bayangannya selalu berkeliaran dipikiranku. Tapi hingga saat ini aku belum mampu mengungkapkan  perasaanku kepadanya. Payah? Memang ini kenyataannya.

Namaku Aditya Pradana Saputra selain menguasai bidang akademik sains khususnya biologi, aku juga dipilih sebagai kapten team basket disekolahku. Sedangkan Shania kini menjabat sebagai pimpinan umum ekstrakulikuler majalah dinding di sekolah. Saat ulang tahun Shania yang ke 17 aku rencana ingin mengatakan perasaanku kepadanya.

*****

Embun pagi membasahi tumbuhan alam sekitar dan sang surya mulai menampakkan dirinya. Hari ini aku sengaja berangkat ke sekolah lebih awal.

“tumben udah rapi? Biasanya aja jam segini baru mau mandi?” Tanya mama heran

“sengaja ma, oiya ma nanti Adit pulang rada sorean soalnya nanti Adit ada latihan basket.” Ujarku

“yaudah gapapa asal kamu pamit mama pasti mama ijinin kok” ucap mama sambil meyodorkan roti yang sudah disediain mama.

            Dengan lahapnya aku menyantap sarapan yang sudah disediakan mama untukku, setelah itu aku langsung berangkat ke sekolah. Sesampai di kelas hanya terlihat beberapa anak saja yang sudah duduk dibangkunya masing-masing, dari yang hanya sekedar membaca buku dan hanya yang sekedar ngerumpi. Akupun memasang headset ditelingaku sambil sekedar membaca novel yang aku bawa. 

“hei.. tumben lu Dit berangkat pagi?” sambar Sinka teman sekelasnya.

“sengaja, mau lihat lu” jawabku dengan muka datar tanpa memalingkan mataku dari novel

“Dih apa banget deh.. masih pagi juga” jawab Sinka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline