Lihat ke Halaman Asli

Nadya Rinaldy

Universitas Al Azhar Indonesia

Emosi Dapat Mempengaruhi Komunikasi?

Diperbarui: 17 Januari 2023   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintah Indonesia telah resmi mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dengan dicabutnya PPKM, tentunya banyak perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang Komunikasi.

Selama masa pandemi kita semua berkomunikasi hanya, secara virtual saja, kita dituntut untuk berkomunikasi secara tatap muka. Sehingga, kita harus beradaptasi lagi dengan adanya perubahan gaya berkomunikasi dari online ke offline

Nah, Universitas Al Azhar Indonesia mempunyai sebuah program Ngobral (Ngobrol Bareng Universitas Al Azhar Indonesia), dimana pada seri ketiga kegiatan Ngobral ini memiliki tema yang sangat menarik, yaitu "Cerdas Emosi, Asyik Berkomunikasi". Pada kegiatan Ngobral seri ketiga ini Universitas Al Azhar Indonesia menghadirkan Narasumber yang luar biasa, yaitu Ibu Dr. kusussanti M.Si.

Ibu Dr. kusussanti M.Si menjelaskan bagaimana cara berattiude dalam berkomunikasi. Karena dalam dunia pekerjaan seseorang dapat direkrut karena skill dan pengalamannya, tapi ia dipecat karena kelemahan attitude dan perlilakunya

Keseimbangan rasio dan emosi sangat diperlukan dalam komunikasi. Jika emosi terlalu menguasai otak, kita tidak bisa berpikir jernih. Namun, jika rasio terlalu menguasai otak kita menjadi orang yang kaku dan tidak fleksibel

Dalam berkomunikasi kita juga harus bisa menyeimbangkan antara otak kiri dan kanan. Dalam kegiatan Ngobral seri ketiga ini Ibu Dr. Kussanti M.Si menjelaskan perbedaan fungsi otak kanan dan kiri.

Otak kiri berfungsi untuk memproses informasi secara linear, mengidentifikasi rincian penting, analitis, menyelesaikan secara berurutan dan menggunakan logika untuk menyelesaikan masalah. Otak kanan berfungsi untuk memproses informasi secara holitik, melihat hasil akhir dengan kejelasan, kreatif, menyelesaikan secara acak, dan menggunakan intuisi untuk menyelesaikan masalah

Kecerdasan emosi dibagi menjadi Low Emtional Intelligence dan High Emotionak Intelligence. Kecerdasan emosi yang rendah, contohnya seperti menarik diri dari pergaulan, lebih suka menyendiri dan kurang bersemangat, sedangkan kcerdasan emosi tinggi, contohnya seperti memiliki inisiatif, optimis, dan kreatif

Dalam meningkatkan kecerdasan emosi dipelajari, dirasakan, dan diambil dari pengalaman langsung. Dinamik dalam komunikasi, yaitu menyesuaikan diri, mengetahui lawan bicara, pesan yang ingin disampaikan dan rasa empati

Terdapat 3V dalam berkomunikasi, yaitu Vocal, Verbal, dan Visual. Ekspresi wajah pada saat kita berkomunikasi sangat dibutuhkan dan jangan lupa untuk selalu mengucapkan 3 magic word, yaitu tolong, maaf, dan terima kasih

Pada kegiatan Ngobrol Bareng Universitas Al Azhar Indonesia (Ngobral) seri ketiga ini yang dilakukan pada Jumat, 13 Januari 2022 dihadiri oleh beragam peserta mulai dari siswa, karyawan, maupun dosen. Pemamaparan materi yang sangat interaktif disajikan oleh Ibu Dr. kussanti M.Si membuat antusias peserta Ngobral untuk bertanya pada sesi tanya jawab

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline