Lihat ke Halaman Asli

Meningkatkan Strategi Promosi, Inovasi Produk dan Potensi UMKM Tempe Melalui Program KKN 173 Desa Jatian

Diperbarui: 13 Agustus 2022   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Jember (14/8/2022). Desa Jatian, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember merupakan sebuah desa dari 6 desa lainnya yang ada di Kecamatan Pakusari, diantaranya Desa Kertosari, Desa Pakusari, Desa Subo, Desa Sumberpinang, Desa Bedadung dan Desa Patemon. Desa ini terletak di sebelah Timur Kota Jember dengan luas wilayah sekitar 3.092,34 km2. Mata pencaharian warga di sana rata-rata adalah seorang petani. Di desa ini banyak ditemukan area persawahan dan perkebunan tembakau, padi dan jagung. Desa Jatian termasuk desa yang berkembang dan terdapat beberapa lokasi gudang dan pabrik, banyak masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai petani dan buruh gudang/pabrik, namun beberapa kalangan masyarakat juga bergerak di bidang UMKM.

Walaupun warga desa sudah banyak yang memiliki pekerjaan, namun pemanfaatan potensi sumber daya yang ada di desa belum terlaksana secara efektif. Selain itu telah ada sektor usaha UMKM yang bergerak dalam produksi tempe. Namun, hal tersebut belum berkembang dengan baik, diakibatkan harga bahan baku (kedelai) yang terus meningkat dan strategi promosi yang belum maksimal. Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak Wawan Suharto seorang produsen tempe di Desa Jatian yang mengungkapkan permasalahan tersebut dan berpengaruh pada berkembangnya usaha UMKM tempe di Desa Jatian.

Dokpri

Dokpri

Usaha produksi tempe milik Pak Wawan bernama Tempe Rajawali yang telah berdiri sejak tahun 1987. Pak Wawan memiliki 3 orang karyawan yang juga berasal dari Desa Jatian. Setiap harinya pembuatan tempe ini membutuhkan bahan baku berupa kedelai sebanyak 50 Kg yang akan menghasilkan 100-150 bungkus tempe. Tempe yang telah dibuat nantinya akan diambil oleh pedagang yang ada di pasar untuk dijual langsung ke masyarakat dengan harga Rp 2.000,- setiap bungkusnya. 

Dalam sehari keuntungan yang didapatkan bisa mencapai Rp. 500.000,-, namun seiring meningkatnya harga kedelai, saat ini Tempe Rajawali mengalami penurunan keuntungan menjadi Rp 350.000,- dalam seharinya. Pada saat harga kedelai meningkat, Pak Wawan mengantisipasi hal tersebut dengan memperkecil tempe yang akan dipasarkan agar produksi tempe tetap dapat berjalan. Selain keluhan mengenai harga bahan baku yang meningkat, Pak Wawan juga mengungkapkan bahwa sedikitnya sumber daya manusia mempengaruhi perkembangan usahanya.

Dokpri

Hal pertama yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peluang usaha di desa, bukan dengan hanya sekedar mencari potensi apa yang akan bisa dikembangkan, namun juga berusaha memahami sektor usaha khususnya UMKM yang telah ada di desa tersebut untuk dapat dikembangkan. Pengembangan potensi tersebut haruslah terencana. Perencanaan tersebut sangatlah penting dengan dasar apa yang akan dikembangkan nantinya sebagai salah satu peluang usaha desa dapat berkembang secara mandiri dan berkelanjutan. 

Dengan adanya permasalahan tersebut Mahasiswa KKN 173 Jatian mengadakan kunjungan untuk mengetahui promosi dan pemanfaatan media sosial atau platform digital lainnya yang telah dilakukan, sekaligus memberikan gambaran ide inovasi produk dan potensi usaha serta pemanfaatan hasil tani dan kebun desa.

Beberapa potensi yang bisa dikembangkan di Desa Jatian adalah potensi hasil olahan pertanian, dan pengembangan UMKM desa. Pengembangan dari potensi tersebut bisa mengarah pada inovasi produk, kuliner khas, hingga produk untuk mengisi pusat oleh-oleh dari Desa Jatian yang dikembangkan hingga ke luar daerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline