Lihat ke Halaman Asli

Nadya Cipta Ulina

KKN Tim 1 Undip 2022

Mahasiswi Undip Tanamkan Toleransi Terhadap Budaya Asing Sejak Dini Pada Anak PAUD Melalui Pengenalan Budaya Jepang

Diperbarui: 12 Februari 2022   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatihan keterampilan origami pada siswa PAUD

Globalisasi merupakan sebuah fenomena yang tidak dapat dihindari oleh dunia. Era yang serba modern ini memungkinkan masyarakat dari berbagai penjuru negara untuk melakukan pertukaran berbagai macam informasi dengan mudah, bahkan hanya melalui jentikan jari. Salah satu hal yang timbul dengan adanya globalisasi adalah masuknya bahasa dan kebudayaan asing ke dalam negeri. 

Meskipun budaya asing terkadang sering dipandang dari sisi negatifnya, sebenarnya dampak positif yang dapat kita ambil dan kita jadikan contoh untuk diterapkan dalam budaya sendiri pun juga melimpah. Budaya asing tersebut dapat menambah pengetahuan dan wawasan seseorang terkait kultur penduduk di belahan bumi lainnya sehingga mereka tidak hanya mengetahui budaya dari negeri sendiri. Dengan demikian, rasa menghargai kebudayaan asing pun akan muncul dan rasa toleransi terdadap budaya asing inilah yang sebaiknya dikembangkan sejak usia dini. 

Kita tidak seharusnya menutup diri terhadap masuknya budaya asing yang terbawa oleh globalisasi. Tanpa disadari, masuknya budaya asing itu dapat membuat seseorang semakin mencintai budaya sendiri akibat telah mengetahui perbedaan dengan budaya dari negara lain. Untuk itu, mahasiswa KKN Tim I Undip, Nadya Cipta Ulina, mengadakan pengenalan budaya Jepang kepada anak PAUD melalui seni melipat kertas atau yang biasa dikenal dengan origami.

Kegiatan Pelatihan Keterampilan Origami tersebut dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Februari 2022 di PAUD Alamanda RW 28 Kelurahan Bojong Rawalumbu. Peserta pelatihan keterampilan ini antara lain siswa kelas A dan kelas B di PAUD Alamanda, namun ada pula beberapa orang tua siswa yang turut hadir dalam pelatihan tersebut untuk membantu sang buah hati apabila menemukan kesulitan. Sayangnya, dari total delapan belas siswa PAUD, hanya tujuh siswa saja yang menghadiri pelatihan keterampilan ini. Karena adanya kenaikan kasus positif Covid-19 di kalangan warga RW 28, nampaknya sebagian besar orang tua masih was-was untuk mengizinkan anaknya masuk sekolah.

siswa PAUD yang menempelkan hasil karyanya pada dinding kelas

Pelatihan keterampilan dimulai dengan menceritakan suatu dongeng anak dari Jepang yang berjudul “Burung Gagak dan Burung Hantu” sebagai introduksi terhadap budaya Jepang. Setelah itu barulah memasuki aktivitas inti, yaitu melipat origami burung, sesuai dengan dongeng yang telah diceritakan sebelumnya. Meskipun peserta pelatihan tersebut tidak mencapai lima puluh persen dari siswa PAUD, energi positif yang dipancarkan oleh para siswa sangatlah luar biasa. Dengan tekun mereka mengikuti tahap demi tahap saat melipat kertas sampai akhir, walaupun sesekali meminta bantuan orang tua atau guru saat kebingungan. Terakhir, origami burung yang telah jadi pun dipajang di dinding kelas dan para siswa terlihat bangga akan hasil karya mereka. Melalui program ini, kiranya siswa PAUD dapat mengenal budaya Jepang sebagai salah satu  langkah awal dalam menghargai berbagai macam budaya asing yang masuk ke Indonesia.

#KKNUNDIP #TIM1KKNUNDIP #P2KKNUNDIP

Penulis: Nadya Cipta Ulina

DPL: Dr. Khairul Anam S.Si., M.Si

Nadya Cipta Ulina

13020218140092

Fakultas Ilmu Budaya / Bahasa dan Kebudayaan Jepang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline