Lihat ke Halaman Asli

Gigih Mulyono

Peminat Musik

Inggris Kontra Jerman, Laga Mega Classico

Diperbarui: 30 Juni 2021   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tower Of Bridge London


Bagi tim Three Lions Inggris, skuad Der Panzer adalah ganjalan dan ancaman. Entah berapa kali sudah sejak laga final kontroversial piala dunia 1966, tim negara otomotif itu menjelma karma, menjadi benteng penghalang. Mempecundangi negeri monarki itu untuk melangkah lebih jauh.

Kini di enam belas besar Euro 2020, Inggris harus sudah bersua musuh bebuyutannya, Jerman. Laga ini tentu bakal berlangsung ketat dan sulit. Nasib pun susah ditebak, kemana akan menggulir.

Apalagi kontra ini berlangsung di Wembley London. Stadion yang menyimpan kenangan emosional bagi kedua tim.
Pertarungan Inggris versus Jerman selalu disertai bumbu memori dan kisah masa lalu. Ramai dibicarakan dan menyedot perhatian publik bola sedunia.

Kalau di La Liga Spanyol ada istilah El Classico. Yaitu saat ketika tim klub Barcelona bertemu melawan Real Madrid. Tak pelak laga internasional Inggris melawan Jerman ini bisa disebut juga sebagai laga Mega Classico. Pertarungan emosional sarat cerita, persaingan sengit yang bermakna pembelajaran bagi keduanya.

Pertarungan ini juga memiliki arti khusus bagi pelatih kedua kesebelasan, Gareth Southgate dan Joachim Loew.

Ini adalah pertarungan bergengsi Loew yang terakhir dalam masa kepemimpinannya yang panjang, selama 15 tahun di timnas Jerman. Loew menggantikan mentornya Jurgen Clinsman dari tahun 2006. Walau sebenarnya kontraknya baru akan habis tahun 2022, tapi Loew berniat mengundurkan diri di musim panas tahun ini. Sebentar lagi usai menjalani laga Euro 2020, tongkat estafet pelatih akan diserahkan kepada Hansi Flick, mantan pelatih Bayern Munchen.

Loew pasti berusaha keras menuliskan ending story hebat bagi dirinya bersama Jerman.

Kepiawaian Loew sebagai pelatih hebat tak terbantahkan. Loew lah yang pada 2014 membuat seluruh Brazil, negeri bola itu menangis berduka. Ketika pada semi final piala dunia 2014 mempermalukan Brazil di kandangnya sendiri. Jerman menumpas Brazil dengan angka telak 7 - 1. Membuat Brazil menuai reputasi terburuk sebagai negeri bola yang disegani.

Kemudian di partai final piala dunia, di stadion Maracana Rio De Janeiro Brazil, Jerman menumbangkan Argentina raksasa bola Amerika Latin lainnya. Sang jawara Lionel Messi dkk dibuat menyerah. Di Brazil itulah Jerman mengangkat piala dunia nya yang ke empat.

Hari ini Loew pelatih berstandar tinggi ini tentu ingin menorehkan cerita akhir luar biasa. Merancang segala cara untuk membuat langit London rubuh. Membabat timnas Inggris di rumahnya sendiri, di Wembley London.

Der Panzer akan berderam, berderap menggilas sesuai instruksinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline