Lihat ke Halaman Asli

Mukmin

Jurnalis

Kematian Bukanlah Akhir, Tapi Awal dari Kehidupan yang Sebenarnya

Diperbarui: 21 Desember 2022   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kematian. (Pixabay/Noromojas).

Kehidupan makhluk ciptaan Allah SWT tidak akan kekal, pastilah akan mengalami kematian. Kematian datang bukan karena tua rentanya seseorang dan menderita sakitnya seseorang melainkan sudah merupakan ketentuan ajal matinya telah datang.

Setiap yang bernyawa yang hidup didunia ini akan mengalami kematian. Matinya seseorang merupakan sebuah kehendak dari Allah SWT yang telah lama ditentukan, bahkan 50.000 ribu tahun sebelum segala sesuatu yang ada di langit dan bumi diciptakan oleh Allah, ketentuan-ketentuan makhluk-Nya telah tercatat di Lauhul Mahfudz.

Ketentuan-ketentuan tersebut diantaranya catatan tentang baik dan buruknya amalan seseorang, rezekinya, untung dan ruginya dan ajal kematiannya.

Ketentuan ini semua telah menjadi tulisan Allah di Lauhul Mahfudz dan secara tiba-tiba akan terjadi menimpa pada manusia. Ketentuan tersebut tidak bisa dielakkan dan diubah kecuali doa yang selalu kita panjatkan kepada Allah SWT dengan meminta pertolongan dan keridhoannya agar terhindar dari hal-hal yang jelek.

Kematian akan datang merengut setiap makhluk hidup didunia ini, kematian bisa datang kapan saja, kepada siapa saja dan dalam keadaan bagaimanapun. Seperti yang telah difirmankan Allah dalam Al-Qur'an :

"Dimana saja kalian berada maka mati akan datang pada kalian walaupun kalian berada di dalam gedung yang dikuatkan". QS. An-Nisa': 78

"Dan niscaya Allah akan mencoba sungguh pada kalian, lewat rasa takut, rasa lapar, kekurangan harta, diambilnya nyawa dan kekurangan makanan, maka wahai Nabi Muhammad saw kabarilah terhadap orang-orang yang sabar. Orang sabar yaitu orang yang ketika ditimpa musibah maka ia akan segera mengatakan sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada Allah SWT". QS. Al-Baqarah Ayat 156-157.

Kematian merupakan musibah yang cukup berat, hal ini pernah dirasakan oleh Ummi Salamah saat ditinggal mati suaminya.
Dengan ketabahan dan kesabaran Ummi Salamah, sehingga Allah memberikan pengganti yang lebih baik dengan meminangnya Nabi Muhammad saw kepada Ummi Salamah.

Kesabaran dan ketabahan seseorang sangat diperlukan saat mendapat cobaan musibah yang menimpanya. Dengan sikap sabar saat tertimpa musibah akan membuat hati kita tenang dan menerima dengan Qodar yang sudah ditentukan oleh Allah SWT.

Secanggih apapun teknologi yang dimiliki manusia untuk menghindari dari kematian, maka tetap tidak akan bisa mengelak dari ajal kematiannya, sekalipun berada dalam sebuah gedung kokoh seperti yang tersebut dalam ayat di atas, maka tetap kematian akan menghampirinya.

Oleh karena itu, perbanyaklah ingat pada kematian sehingga kita dapat mempersiapkan apa yang akan kita bawa dari amalan saat bertemu kepada Allah kelak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline