Lihat ke Halaman Asli

Mukhlis

TERVERIFIKASI

Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Puisi: Dilema Kau dan Aku

Diperbarui: 7 April 2024   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber gambar: Pixabay 

Kau dan Aku mendekam  pada ruang gulita tanpa hawa
Saat  bulan  menuju  purnama
Kau sundul  dinding rahim sang bunda
Enam puluh almanak  jarak tempuh kau lewati
Ketika  aku   berlarian di kandil aras

Kau dan Aku  bersemedi di kelamnya alam
Menerawang masa, menunggu genapnya bulan
Mulut menganga mengharap  tetesan purnama meredup
Kaki nakalmu mengusik lelapnya sang bunda
Tlah Kau  kau lilit cita pada tali pusar  kasih tak putus

Kau dan Aku dua jiwa berbeda masa
Melepas dahaga pada satu telaga
Bedanya, kau diselingkuhi iblis
Kau mengulum butiran garam di laut dendam
Warna hitam putih beradu dalam tatapan
Kulihat lidah menjulur di matamu

Kau dan aku satu susuan berbeda rasa
Kilatan  petir menyambar   di dada mu
Alas tidur tlah  menguapkan  kebencian di wajahmu
Aku terhempas amukan kristal dendam dalam bayangmu
Bara sisa masa lalu dihembus angin malam
Hingga kau robek jubah suci pembungkus rasa

Kau dan aku satu  rumah  berbeda tingkap
Derasnya aliran darah kau sumbat dengan dendam
Aku mengulum rindu dalam kepiluan
Kobaran api kupadamkan dengan ludah di pangkal lidah

Ah kau.....!
Ternyata matahari slalu memangang jiwa
Tak penting kita satu rasa
Jika noda menutup jiwamu
Kau...
Kiblat tlah berganti haluan

Lhokseumawe,7 April  2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline