Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Viki Riandi

Founder Komunitas Sayang Jiwa dan Otak | Founder Lingkar Yatim Khatulistiwa

Aib yang Ditutupi, Taubat yang Dinanti: Betapa Allah Maha Baik

Diperbarui: 6 Maret 2025   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( Sumber: https://id.pinterest.com/pin/723390758920723309/ )

Pontianak, Kamis 6 Maret 2025. Dalam kehidupan ini, setiap manusia memiliki rahasia yang tak ingin diketahui orang lain. Ada kekhilafan, kesalahan, dan dosa yang mungkin pernah kita lakukan, baik sengaja maupun tidak. Namun, betapa Maha Baiknya Allah Ta'ala, Dia menutupi aib-aib kita sehingga kita masih bisa menjalani hidup dengan kehormatan. Lebih dari itu, Allah Ta'ala tidak hanya menutup dosa-dosa kita, tetapi juga membuka pintu taubat selebar-lebarnya. Inilah kasih sayang-Nya yang begitu luas dan dalam.

Allah Menutupi Aib Manusia: Sebuah Anugerah Tak Terhingga

Bayangkan jika setiap kesalahan yang pernah kita lakukan langsung tampak di wajah kita, atau tercatat di papan besar yang bisa dibaca oleh semua orang. Atau dalam bentuk bau busuk di tubuh kita. Akankah kita masih berani bergaul ?.  Akankah kita masih bisa menatap keluarga, teman, dan masyarakat dengan percaya diri ?. Tentu tidak.

Rasulullah bersabda:

"Barang siapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan akhirat." 

(HR. Muslim, no. 2590)

Hadits ini mengisyaratkan bahwa Allah Ta'ala  adalah As-Sattr, Zat Yang Maha Menutupi. Seburuk apa pun dosa seorang hamba, jika Allah menghendaki, maka dosa itu tetap tersembunyi, tidak terungkap di hadapan manusia. Bahkan di hari kiamat nanti, Allah Ta'ala tetap memberikan kasih sayang-Nya dengan tidak mempermalukan hamba yang sungguh-sungguh bertaubat.

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin menyebutkan bahwa salah satu bentuk kasih sayang Allah adalah tidak terbukanya dosa seorang hamba hingga ia sendiri yang mengungkapkannya. Betapa banyak manusia yang lalai, dan tergelincir dalam dosa, tetapi tetap diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri tanpa harus kehilangan kehormatan di hadapan manusia lainnya.

Dalam sejarah Islam, ada banyak kisah menakjubkan tentang mereka yang Allah Ta'ala tutupi aibnya, dan diberi kesempatan untuk bertaubat. Salah satunya adalah kisah Fudhail bin Iyadh, seorang perampok yang akhirnya menjadi seorang ulama besar.

Dikisahkan bahwa Fudhail pernah menjalani hidup sebagai perampok di jalanan. Suatu malam, saat hendak merampok seorang musafir, ia mendengar lantunan ayat:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline