Hai, aku Jati. Aku Asperger
Akhirnya, penulis berkesempatan menonton film Aku Jati Aku Asperger yang rilis di bioskop pada 31 Oktober 2024. Kemudian tepatnya per tanggal 24 April 2025 film ini resmi ditayangkan di layanan streaming Netflix.
Film ini dibintangi oleh beberapa aktor dan musisi yang cukup terkenal seperti Pradikta Wicaksana (Daru), Jefri Nichol (Jati), Carissa Perusset (Kiara), Hanggini (Jenar), Keisya Levronka, maupun Ziva Magnolya. Tidak hanya itu sutradara dari film ini yaitu Fajar Bustomi juga telah beberapa kali menangani beberapa film seperti Dilan the series, Mariposa, Cinta Dalam Ikhlas, Buya Hamka Vol 1, dan masih banyak lagi karya-karyanya.
Sebelum membahas isi film, penulis sempat melihat adanya kontroversi dalam film yang kurang dianggap tidak merepresentasikan gejala autis secara keseluruhan dan terkesan berlebihan dalam menyampaikan Autisme. (lebih tepatnya gangguan spektrum autisme) Tentu semua itu harusnya sudah dipikirkan matang-matang oleh yang bertugas dalam pembuatan film ini.
Secara singkat film ini mengisahkan seorang Asperger bernama Jati (Jefri Nichol) yang hidup berdampingan dengan kakaknya yaitu Daru (Pradikta Wicaksono) yang memutuskan memberi jarak dengan kedua orang tua mereka karena membuat adiknya tidak merasa nyaman.
Semua terlihat normal, namun kecintaan Daru terhadap adiknya, entah mengapa membuat orang lain susah menerima dirinya. Disinilah kehidupan Daru bersama Jati diuji. Akankah Jati dapat membantu membahagiakan kakaknya? Silahkan tonton sendiri
Hal yang menurut penulis kurang di film ini adalah Narator yang agak mengganggu di awal, seakan penonton benar-benar disuapi oleh informasi yang melimpah. Satu sisi memang bagus untuk mengenal siapa tokoh "Jati" namun terasa sedikit berlebihan, penggunaan wardrobe pada tokoh "Jati" agak berlebihan, namun masih bisa dimaafkan, penggunaan tokoh sampingan yang seakan sekadar lewat, hingga penempatan komedi terkadang terasa kurang pas membuatnya seakan merusak timing suasana cerita.
Tidak adil bila hanya membahas kekurangan tanpa kelebihan, dan film ini masih menawarkan kelebihan yang membuatnya cukup enak ditonton. Permainan emosional tokoh Jati terutama ketika dirinya terlepas dari keteraturan. Tatkala ia berbicara yang mungkin kurang dipahami oleh orang hingga kesedihannya ditinggal seorang kakak, sedikit banyak mengguncang perasaan penulis, Tidak hanya itu koneksi antara tokoh utama yaitu Jati, Kiara, Daru, dan Jenar cukup untuk membuat film ini dikatakan nyaman ditonton.
Meskipun tidak sempurna dalam menggambarkan perilaku Asperger di dunia nyata, namun sebagai film ini sangat layak untuk ditonton. Menghadirkan kisah hangat seorang kakak yang menyayangi adiknya, begitu pula sebaliknya. Cocok untuk menemani tontonan ringan namun bermakna.
Nilai Akhir 7/10 adalah nilai yang pantas untuk film ini. Selamat menikmati film yang saat ini berada di urutan 5 teratas film terlaris di Indonesia (per 25 April 2025) dalam layanan streaming Netflix ini.