PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir, industri fashion muslim di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, terutama pada segmen hijab dan busana muslimah. Kota Banjarmasin sebagai salah satu pusat perdagangan di Kalimantan Selatan turut merasakan perkembangan ini. Permintaan akan produk hijab yang modis dan nyaman terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat muslim terhadap gaya berpakaian yang sesuai syariat namun tetap modern.
Salah satu UMKM yang bergerak di bidang ini adalah "Algea HIjab", didirikan oleh Ka Ghina Rihhadah Aisyana pada tahun 2024. Usaha ini memproduksi dan menjual berbagai jenis hijab, seperti pashmina, segi empat, dan hijab instan dengan motif dan warna kekinian. Melalui wawancara yang dilakukan, laporan ini bertujuan untuk menggambarkan proses kewirausahaan, strategi pemasaran, kendala, serta peluang pengembangan usaha hijab di Kota Banjarmasin.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Konsep Kewirausahaan
Menurut Suryana (2013), kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui inovasi, kreativitas, serta keberanian dalam mengambil risiko. Seorang wirausahawan berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, dan menggerakkan roda ekonomi daerah.
b. Peran UMKM dalam Perekonomian
UMKM memiliki kontribusi besar dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam menyerap tenaga kerja dan memperluas kesempatan ekonomi di tingkat lokal (Tambunan, 2019). Di sektor fashion muslim, UMKM menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik yang sangat besar.
c. Industri Hijab di Indonesia
Hijab kini tidak hanya berfungsi sebagai penutup aurat, tetapi juga sebagai simbol identitas dan gaya hidup. Menurut Rahmawati (2020), tren hijab di Indonesia terus berkembang mengikuti selera konsumen yang menginginkan produk berkualitas, modis, dan nyaman. Pelaku UMKM dituntut mampu berinovasi agar tetap kompetitif di tengah maraknya merek-merek besar.
METODE PENELITIAN