di luar yang memanas beberapa hari ini ternyata membawa pengalaman yang unik. Pertemuan perdana Filsafat Dakwah yang seharusnya di kelas, terpaksa digelar online via Zoom, gabungan tiga kelas sekaligus. Pembahasannya langsung ke tugas semester. Ternyata, semuanya serba digital: kami diminta membuat makalah, lalu mengolahnya jadi jurnal ilmiah untuk UTS dan podcast untuk UAS. Ditambah lagi, ada tugas resume mingguan yang harus diunggah ke platform publik.
Awalnya terasa seperti kuliah biasa, tapi saya sadar ada ironi yang kuat di sini. Di saat kita belajar tentang filsafat dakwah-seni mengajak pada kebaikan dengan cara yang bijak-di luar sana, amarah dan misinformasi justru sedang membakar semangat persatuan. Kejadian ini seolah menjadi pengingat langsung dari "dosen" kehidupan. Bahwa ilmu yang kita pelajari di bangku kuliah punya tanggung jawab besar. Tugas kita bukan sekadar menyelesaikan makalah atau membuat podcast, tapi menjadi suara yang menenangkan di tengah kebisingan. Menjadi akal sehat saat yang lain terbawa emosi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI