Lihat ke Halaman Asli

Dalam Lintasan Waktu Sayangku

Diperbarui: 19 Agustus 2022   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam lintasan waktu sayangku

Dalam lintasan waktu sayangku kita serupa musafir bertemu di persimpangan jalan, saling mengenal lalu memutuskan mengembara bersama, hujan badai panas matahari barang tentu pernah kita lalui kitapun menzirahi kesepian paling purba dalam diri masing masing,

Atau mungkin kita serupa ikan dalam arus waktu saling bertemu dalam pusaran dan berpisah di persimpangan samudera.? Kita bisa berjanji sayangku demi apapun, demi cinta demi dewa atau demi waktu itu sendiri untuk tetap bersama tapi yang tersisa tetap "demikianlah' akhirnya.

barangkali kita serupa pejalan kaki yang  bertemu di trotoar jalan lalu memutuskan mampir di warung kopi bercakap cakap tentang hidup, ada tawa ada tangis ada impian, tapi setelahnya kita mesti berpisah seberapapun kita tak ingin, ketika kudapan dan secangkir kopi yang di pesan takdir itu tandas..

Dalam perjumpaan singkat itu kita tak merasa membuang buang waktu,
barangkali waktulah yang membuang kita, pelan pelan..

Lalu siapa membuang siapa?
Kita hanya bisa bertanya tanya manisku,
Barangkali belum waktu nya terjawab, atau waktu itu sendiri jawabannya, !

Dalam lajur waktu manisku,
Apa yang bisa kita pilih?
Membersamai mu adalah pilihan paling sempurna yg pernah aku pilih,

Dalam kepergianmu
Kebersamaan tak pernah ku sesali,

23 Juli 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline