Kalimat ini paling sering ditemukan di beberapa kantor birokrasi. dari luar begitu tampak berakhlak mulia. inilah komitmen yang harus ditegakkan. mengajak kita semua peduli dengan kejujuran.
jujur tidak hanya kepada orang lain. saat kita harus berkata bohong kepada orang lain juga harus jujur bahwa itu adalah bohong. sebab diri sendiri tidak bisa dibohongi.hakikatnya tubuh manusia memiliki bahasanya sendiri ketika sedih, bahagia dan berbohong.
judul di atas tentu saja bukan bermaksud apa-apa. membahasnya menjadi menarik saat itu terjadi didepan mata kita. tadinya mengajak masyarakat untuk berintegritas. dibalik itu semua tidak sesederhana ajakan berintegritas.
secara formal memang integritas sudah dilaksanakan melalui spanduk dan pengumuman, sedihnya dibawah-bawah meja dan diruangan kedap suara integritas diragukan.
lalu budaya ini tidaklah sebatas itu saja. ibarat seorang majikan yang mempraktekkan kepada pembantu dan pembantu menerusnya lagi kepada tukang kebon majikan. hingga berantai dari pangkal hingga keujung.
pengembanan amanah terabaikan. bahwa jabatan itu seharusnya digunakan untuk kebaikan masyarakat, malah digunakan untuk pribadi. kehidupan kita tidak hanya sampai disitu. kita akan sampai kepada satu titik. yaitu ajal.
masyarakat sedikit demi sedikit membicarakan kelakuan tidak baik itu kesana kemari. akibatnya, muncul ketidak percayaan masyarakat. integritas bukan hanya sementara. tetapi sebuah penghargaan masyarakat.
jabatan sipatnya sementara. sekali lagi integritas tidaklah sementara. satu kali melakukan selamanya tidak dihargai oleh masyarakat. sehingga sampai maut datangpun perlakuan orang tetap sama. tidak ada yang berubah.