Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Andi Firmansyah

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Ilmu Politik

Merefleksikan Hidup dengan Menulis

Diperbarui: 23 Oktober 2021   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis adalah cara untuk menggandakan keindahan hidup | Ilustrasi oleh Free-Photos via Pixabay

Gadis kecil itu berumur 11 tahun ketika pasukan Nazi mulai menginvasi Amsterdam pada Mei 1940. Dia merupakan keturunan keluarga Yahudi yang kala itu hidup-matinya sedang dipertaruhkan di hadapan manusia-manusia amoral.

Kaum Yahudi harus mematuhi jam malam yang ketat, bersembunyi di lorong-lorong gelap sudut kota yang bagaimanapun juga harus terasing dari keramaian. Jika Anda tidak tahu, ini adalah kisah tentang segala sesuatu yang sepenuhnya dan tanpa sisa menjadi ambyar.

Pada 12 Juni 1942, gadis kecil itu menerima buku catatan kotak-kotak merah-putih sebagai hadiah ulang tahun ke-13 dari ayahnya.

Sebulan kemudian, ketika Jerman mulai mengirim orang Yahudi Belanda ke kamp konsentrasi, keluarga gadis kecil tersebut mendirikan tempat persembunyian di sela-sela perusahaan kecil dan gudang yang terpencil.

Dalam ruangan sempit dan pengap itulah, dia mulai menuliskan refleksi kesehariannya secara rutin. "Aku masih percaya, terlepas dari segalanya, bahwa semua orang benar-benar baik hati," tulisnya di salah satu entri mengagumkan.

Dialah Anne Frank, seorang gadis kecil yang manis dengan ketenaran internasional setelah buku hariannya diterbitkan dan menjadi bagian dari kurikulum sekolah menengah di beberapa negara.

Diari tersebut berhasil merekam rasa takut, harapan, dan pengalaman Anne selama masa kehidupannya yang mencekam.

Anne Frank (Gambar via newstatesman.com)

"Anne adalah gadis yang hidup dan berbakat, mengungkapkan pengamatan, perasaan, refleksi diri, ketakutan, dan mimpinya dalam buku hariannya," ujar Annemarie Bekker. "Kata-katanya bergema di seluruh penduduk dunia."

Amat-sangat disayangkan bahwa Anne tidak sempat merasakan ketenarannya karena buku hariannya itu baru dipublikasikan oleh ayahnya setelah Anne meninggal di usia 15 tahun. Tapi mungkin bukan semua itu yang diharapkan Anne.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline