Lihat ke Halaman Asli

Deskripsi Film Buya Hamka Volume 1

Diperbarui: 19 September 2023   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Buya Hamka

Buya Hamka adalah sebuah film yang disutradarai oleh Fajar Bustomi. Sesuai dengan judulnya, film ini menceritakan sebuah tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang yang bernama Buya Hamka. Dengan adanya kemajuan teknologi kamera, film ini membantu para penontonnya untuk dapat melihat gambaran kejadian dari cerita yang sudah terjadi di masa lampau dimana sebagian orang mungkin tidak merasakannya.

Awal dari cerita film ini tidak menggambarkan kebahagiaan, karena diperlihatkan sang tokoh utama sedang dijenguk keluarganya dalam sebuah penjara. Bagi sebagian orang yang belum mengetahui tentang cerita dari tokoh Buya Hamka, mungkin akan merasa kebingungan dan penasaran akan cerita selanjutnya. Namun, itu semua hanya sebuah kilas balik dari cerita yang digambarkan.

Berlanjut menuju awal cerita sebenarnya, Buya Hamka digambarkam sebagai seorang pengurus Muhammadiyah di Makassar yang bisa dikatakan berhasil memberikan kemajuan yang pesat untuk organisasi tersebut. Hal itu dapat memberi ilmu pengetahuan bagi para penduduk yang tergabung dalam organisasi Muhammadiyah untuk menjadi refrensi hal yang perlu dilakukan untuk memajukan organisasinya.

Buya Hamka juga merupakan seorang penulis novel romantisme yang terkenal di kalangan masyarakat sejak dahulu hingga masa kini. Dalam ceritanya, novel yang dia karang juga menjadi bagian masa jayanya ketika novel tersebut populer dan tersebar dalam beberapa daerah. Berhasilnya ia menjadi pengurus Muhammadiyah yang membawa kemajuan dan menjadi penulis novel yang karyanya terkenal di kalangan masyarakat, menjadi gambaran bahwa awal cerita ini menunjukkan kebahagiaan.

Setelah masa jayanya di Makassar, Buya Hamka dipilih menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat. Namun, hal itu justru menjadi awal mula Buya Hamka harus berhadapan dengan konflik-konflik dari penjajah.

Berita yang disebarkan oleh Buya Hamka dapat membangun semangat masyarakat untuk sadar akan penjajahan pada saat itu. Karena hal tersebut, pihak jepang merasa terancam akan sadarnya masyarakat dengan kemungkinan akan adanya perlawanan dari kesadaran mereka. Namun, Buya Hamka pada awalnya tak gentar dengan ancaman tentara jepang mengenai berita yang disebarkan, tetapi pada akhirnya Redaksi Majalah Pedoman Masyarakat ditutup paksa oleh para penjajah karena rasa terancamnya.

Kesedihan lainnya dirasakan oleh Buya Hamka ketika harus menerima keadaan bahwa salah satu anaknya meninggal karena sakit yang diderita. Namun, dengan semangatnya Buya Hamka tetap melanjutkan perjuangannya untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.

Sang Buya Hamka melanjutkan perjuangannya dengan mengadakan pendekatan terhadap pemerintah Jepang untuk bernegoisiasi suatu peraturan dan perjanjian dari kedua belah pihak negara yang menguntungkan masyarakat. Pemerintah Jepang pada saat itu merasa nyaman dengan adanya Buya Hamka, dan pemimpin dari pemerintahannya hendak memberikan hadiah.

Namun hal itu tidak menjadi akhir dari kesedihan Buya Hamka. Pendekatan Buya Hamka dengan Jepang justru menjadi fitnah masyarakat terhadapnya. Dari kejadian itu Buya Hamka menjadi dibenci bahkan oleh warga sekitar kampung yang ditinggalinya.

Konflik yang terjadi dapat memicu para penonton terbawa suasana dalam kejadian pada saat itu, rasa penasaran juga akan dapat menjadi alasan penonton untuk lanjut menonton dan mengetahui akhir kisahnya. Pada akhirnya penonton diberikan ketenangan ketika penyelesaian hampir ditemukan dan para masyarakat mulai percaya dengan Buya Hamka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline